billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Lifestyle

Pentingnya Makna Muharram bagi Firli Bahuri

Oleh khaliedmalvino
SHARE   :

Pentingnya Makna Muharram bagi Firli Bahuri
Pantau - Ketua KPK Firli Bahuri menilai perayaan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1445 Hijriah tak hanya membuat hati larut dalam kegembiraan.

"1 Muharram 1445 Hijriah ini sejatinya memiliki keutamaan yang sepatutnya kita jadikan sebagai momentum kebangkitan mental dan spiritual agar umat senantiasa ’on the track’ dalam menjalani hidup-kehidupan sebagai hamba-Nya," ujar Firli dalam keterangan tertulisnya yang diterima Pantau.com, Rabu (19/7/2023).

Menurutnya, Muharram memiliki arti yang diutamakan atau dimuliakan, mengingat tidak sedikit peristiwa penting dan bersejarah bagi peradaban umat, di antaranya hijrahnya Baginda Rasulullah Muhammad SAW di Bulan Muharram, yang penuh dengan rahmat Allah SWT.

"Hijrah yang berakar dari kata hajara, juga memiliki arti meninggalkan atau menjauhkan diri dari hal buruk," tuturnya.

"Baginda Rasulullah SAW menyebut umat manusia yang berhijrah adalah orang yang berpegang teguh pada prinsip amar ma'ruf nahi munkar dalam menjalani perintah serta menjauhi apapun yang dilarang oleh-Nya," sambungnya.

Dia menegaskan, siapapun yang hijrah dari keadaan atau perbuatan jahat, buruk, maupun tercela, seperti tidak lagi perilaku koruptif atau meninggalkan budaya/laten korupsi, sejatinya adalah penghuni surga di akhirat kelak.

Hal ini diperjelas dalam QS. Ali ‘Imron: 195

‎فَاسْتَجَابَ لَهُمْ رَبُّهُمْ أَنِّي لَا أُضِيعُ عَمَلَ عَامِلٍ مِنْكُمْ مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَىٰ ۖ بَعْضُكُمْ مِنْ بَعْضٍ ۖ فَالَّذِينَ هَاجَرُوا وَأُخْرِجُوا مِنْ دِيَارِهِمْ وَأُوذُوا فِي سَبِيلِي وَقَاتَلُوا وَقُتِلُوا لَأُكَفِّرَنَّ عَنْهُمْ سَيِّئَاتِهِمْ وَلَأُدْخِلَنَّهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ثَوَابًا مِنْ عِنْدِ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الثَّوَابِ

Artinya: “Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman): "Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain.

Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah akan Ku-hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah Aku masukkan mereka ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, sebagai pahala di sisi Allah. Dan Allah pada sisi-Nya pahala yang baik". (QS. Ali ‘Imron: 195).

Di sisi lain, Allah SWT akan mengganjar neraka bagi orang-orang yang enggan berhijrah dari keburukan didunia, salahsatunya terus perilaku koruptif, seperti tertera dalam QS. An-Nisa: 97

‎إِنَّ الَّذِينَ تَوَفَّاهُمُ الْمَلَائِكَةُ ظَالِمِي أَنْفُسِهِمْ قَالُوا فِيمَ كُنْتُمْ ۖ قَالُوا كُنَّا مُسْتَضْعَفِينَ فِي الْأَرْضِ ۚ قَالُوا أَلَمْ تَكُنْ أَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةً فَتُهَاجِرُوا فِيهَا ۚ فَأُولَٰئِكَ مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ ۖ وَسَاءَتْ مَصِيرًا

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang dicabut nyawanya oleh malaikat dalam keadaan menzhalimi sendiri, mereka (para malaikat) bertanya, “Bagaimana kamu ini?” Mereka menjawab, “Kami orang-orang yang tertindas di bumi (Mekah).” Mereka (para malaikat) bertanya, “Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah (berpindah-pindah) di bumi itu?” Maka orang-orang itu tempatnya di neraka Jahanam, dan (Jahanam) itu seburuk-buruk tempat kembali.” (QS An-Nisa: 97).

"Jika dikaitkan dengan 2 ayat tersebut, dapat kita simpulkan bahwasanya siapapun yang berperilaku koruptif hingga berani melakukan tindak kejahatan kemanusiaan yakni korupsi, dan enggan hijrah dari sifat dan perbuatan laknat tersebut, termasuk dalam golongan orang-orang biadab penghuni kekal neraka kelak," jelasnya.

Oleh karena itu, kata Firli, bagi pejabat negara atau orang-orang yang diberi amanah memangku jabatan mengucapkan sumpah jabatan sebagai ikrar atau janji untuk tidak melakukan penyalahgunaan kewenangan jabatan sehingga melakukan korupsi.

"Pada dasarnya memiliki perilaku koruptif, sumpah yang tak lain bentuk perjanjian dirinya sebagai seorang hamba kepada Sang Maha Pencipta, hanya sekedar lip service saat mereka berjuang meraih simpatik hingga dilantik menjadi pejabat yang seharusnya bukan sebagai alat untuk ‘mengembat’ uang rakyat," ujarnya.
Penulis :
khaliedmalvino