Pantau Flash
HOME  ⁄  Lifestyle

Alasan Kota Batam Dijuluki Bandar Dunia Madani, Berkaitan dengan Visi Misi

Oleh Latisha Asharani
SHARE   :

Alasan Kota Batam Dijuluki Bandar Dunia Madani, Berkaitan dengan Visi Misi
Foto: Kota Batam (ANTARA)

Pantau - Batam merupakan salah satu kota di Provinsi Kepulauan Riau, dengan luas wilayah daratan seluas 715 km² dan luas wilayah keseluruhan mencapai 1.575 km². 

Kota yang dijuluki “Bandar Dunia Madani” ini terdiri dari dataran yang berbukit dan berlembah, serta beriklim tropis dengan suhu rata-rata 26 sampai 34 derajat celcius. 

Kota Batam dijuluki sebagai kota “Bandar Dunia Madani” karena kota ini memiliki visi untuk menjadi bandar dunia madani yang modern dan sejahtera. 

Julukan “Bandar Dunia Madani” ini mengandung makna bahwa Batam diarahkan untuk menjadi kota industri, perdagangan, pariwisata, dan alih kapal yang kompetitif dan dinamis di Asia Tenggara, serta atraktif bagi pelaku bisnis yang berpotensi.

Secara geografis, Kota Batam memiliki letak yang sangat strategis, yaitu berada di jalur pelayaran internasional dan berbatasan langsung dengan Singapura dan Malaysia. 

Selain itu, Batam juga merupakan bagian dari kawasan khusus perdagangan bebas Batam-Bintan-Karimun (BBK). 

Baca juga:

Alasan Tapaktuan Dijuluki Kota Naga, Ternyata Berkaitan dengan Legenda

Alasan Kota Jember Dijuluki Kota Suwar Suwir, Ternyata Berkaitan dengan Makanan Khas

Batam juga memiliki Bandar Udara Hang Nadim yang memiliki landasan pacu terpanjang di Indonesia dan salah satu yang terpanjang di Asia Tenggara. 

Bandara ini juga merupakan bandara terbesar di Kepulauan Riau dan salah satu yang terbesar di Sumatera. Keberadaan bandara ini menjadikan Batam sebagai pintu gerbang internasional yang menghubungkan Batam dengan seluruh dunia.

Dengan letaknya yang strategis, pertumbuhan yang pesat, dan fasilitas transportasi yang baik, Batam menjadi pusat perdagangan, industri, dan pariwisata yang penting di kawasan Asia Tenggara. Maka dari itu, tidak heran jika Batam dijuluki sebagai kota bandar dunia madani.

Penulis :
Latisha Asharani