billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Lifestyle

WHO: Indonesia Hadapi Beban 11 Penyakit Menular Tropis Tinggi

Oleh Annisa Indri Lestari
SHARE   :

WHO: Indonesia Hadapi Beban 11 Penyakit Menular Tropis Tinggi
Foto: Ilustrasi. (Pixabay)

Pantau - Indonesia masih menghadapi beban penyakit menular tropis yang tinggi, meskipun telah ada upaya pencegahan dan pengendalian serta ketersediaan pengobatan yang efektif.

"Penyakit tropis terabaikan menyebabkan tingginya angka kesakitan, kecacatan, dan stigma, terutama mempengaruhi populasi yang paling miskin dan marjinal, termasuk anak-anak, perempuan, dan lansia," kata Perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk Indonesia Momoe Takeuchisaat dalam Peringatan Hari NTD's Sedunia 2024 diikuti dalam jaringan di Jakarta, Rabu (6/3/2024).

Secara global, kata Momoe, terdapat 21 Penyakit Tropis Terabaikan (Neglected tropical diseases/NTD) yang disebabkan oleh berbagai patogen, termasuk virus, bakteri, protozoa, dan cacing parasit.

Sebelas dari penyakit tersebut dapat ditemukan di Indonesia," katanya.

Ia mengatakan, upaya memerangi NTD sangat penting untuk mencapai cakupan kesehatan semesta dan memastikan hak setiap orang untuk sehat terpenuhi. Bersamaan dengan penyakit yang sangat menular seperti demam berdarah dan tuberkulosis, Momoe melanjutkan Indonesia juga berjuang dalam mengeliminasi dan memberantas NTD seperti filariasis, kecacingan, schistosomiasis (demam keong), kusta, dan frambusia.

Penyakit lain seperti skabies, rabies, dan gigitan ular berbisa, juga mempengaruhi kesehatan masyarakat dan memerlukan perhatian otoritas berwenang. Pada Hari NTDs Sedunia 2024, kata dia, WHO mengajak semua orang, termasuk pemimpin, pejabat pemerintah, dan masyarakat, untuk bersatu, bertindak, dan mengeliminasi NTD di dunia.

Di Indonesia, WHO mendorong para pemimpin tingkat nasional dan daerah untuk memberantas frambusia di seluruh negeri, yang saat ini dilaporkan kurang dari 50 kasus pada tahun 2023. Selain itu WHO mendorong upaya mengeliminasi schistosomiasis (demam keong) yang saat ini hanya terdapat di 28 desa serta mengeliminasi kusta dan filariasis pada tahun 2030.

Penulis :
Annisa Indri Lestari
Editor :
Ahmad Munjin