HOME  ⁄  Lifestyle

Mengapa Gen Z Banyak Mengalami Money Dysmorphia?

Oleh Latisha Asharani
SHARE   :

Mengapa Gen Z Banyak Mengalami Money Dysmorphia?
Foto: Ilustrasi (Freepik)

Pantau - Pernahkah kalian merasa khawatir perihal keuangan padahal kalian memiliki tabungan, tidak memiliki utang yang mendesak, dan memiliki penghasilan yang baik? 

Atau mungkin merasa gugup dan rendah diri karena orang lain memiliki lebih banyak daripada kalian sehingga cenderung membelanjakan uang dengan cara-cara yang menempatkan kalian dalam posisi keuangan yang berbahaya?

Ini berarti kalian mengalami Money Dysmorphia, atau penilaian yang tidak realistis terhadap urusan keuangan sehingga menimbulkan rasa cemas yang berkelanjutan.

Apa itu Money Dysmorphia?

Dalam terminologi kejiwaan, dysmorphia (juga dikenal sebagai disforia) adalah "rasa ketidakpuasan yang mendalam," jelas Dr. Kiran Dintyala, seorang dokter di San Diego yang berspesialisasi dalam bidang stres, sebagaimana dilansir dari US News.

Karena itu, Money Dysmorphia dapat membuat seseorang menjadi sangat tidak bahagia sehubungan dengan situasi keuangannya.

"Ini berakar pada kesenjangan antara realitas keuangan seseorang dan persepsi mereka tentang keuangan mereka," kata Dintyala. 

Tipe-tipa Money Dysmorphia

Lebih lanjut, Ditnyala mengklasifikasikan Money Dysmorphia ke dalam beberapa tipe berikut:

Obsesi untuk Mendapatkan Penghasilan Lebih

"Anda mungkin cukup kaya, namun persepsi Anda mungkin adalah bahwa Anda masih belum memiliki cukup uang untuk bahagia," kata Dintyala. Ada perasaan tidak mampu, sehingga merasa terdorong untuk menghasilkan lebih banyak, agar merasa aman. Namun, secara obyektif, sebenarnya kalian telah mencapai kemandirian finansial.

Penimbunan Uang 

Rekening bank penuh tetapi kalian enggan membelanjakannya. Sebagai contoh, kalian mungkin hanya membeli produk yang paling murah dan bahkan tidak sehat di toko kelontong meskipun kalian mampu membeli barang yang lebih berkualitas. Liburan dan hiburan tidak ada dalam anggaran kalian.

Belanja yang Merugikan 

Meskipun ada kendala keuangan, kalian terdorong untuk membeli barang yang mahal dan tidak terjangkau. Jika tidak, kalian merasa tidak cukup dan tidak bahagia. Meskipun kalian merasa bersalah atas perilaku kalian, kalian tidak bisa berhenti berbelanja.

"Apa pun kategori Money Dysmorphia yang Anda alami, hal ini bisa sangat merugikan kesehatan dan kesejahteraan Anda secara keseluruhan," kata Dintyala. “Kecemasan, kekhawatiran, rasa bersalah, dan perasaan negatif lainnya seputar keuangan Anda dapat menimbulkan malapetaka dalam hidup Anda.”

Selain efek emosional, Money Dysmorphia dapat berdampak negatif pada keuangan seseorang saat ini dan di masa depan.

Siapa yang Paling Berisiko Mengalami Money Dysmorphia?

Studi menunjukkan bahwa kekhawatiran ekonomi yang didorong oleh emosi cenderung menghantam generasi yang lebih muda. Laporan tahun 2024 yang dilakukan oleh aplikasi tabungan dan investasi Acorns menemukan bahwa 32% Milenial dan 29% Gen Z khawatir bahwa keuangan mereka dapat menyebabkan mereka kehilangan tempat tinggal. Faktanya, generasi ini hampir tiga kali lebih mungkin dibandingkan generasi baby boomer dan responden yang lebih tua untuk memiliki kekhawatiran yang sama.

"Generasi Milenial dan Gen Z adalah yang paling berisiko," kata Wells. “Mereka terus-menerus mengonsumsi media dan konten yang memberi tahu mereka bahwa mereka harus kaya, sukses, dan terkenal untuk bisa sukses dan hidup bahagia.” kata Jenny Flora Wells, seorang pekerja sosial klinis yang berbasis di Los Angeles.

Peristiwa traumatis, seperti pengangguran yang tak terduga atau putusnya hubungan, juga dapat memicu Money Dysmorphia.

Audrey Schoen, terapis pernikahan dan keluarga berlisensi yang berbasis di Roseville, California, mengatakan bahwa, "Meskipun saya memiliki sejarah panjang tentang kecemasan finansial, hal ini diperparah dengan perceraian,"

Cara Mencapai Perspektif Keuangan yang Realistis dan Sehat  

Untuk mengimbangi Money Dysmorphia, berusahalah untuk mencapai stabilitas keuangan dan berbanggalah dengan langkah yang diambil. Kekayaan mungkin dapat membawa kebahagiaan, tetapi tidak ada jaminan bahwa hal itu akan terjadi.

"Ketika saya masih kuliah, saya biasa menghasilkan sedikit uang sebesar $940 per bulan, namun saya sangat bahagia," kata Dintyala.

"Sebagai seorang dokter sekarang saya menghasilkan lebih banyak uang, tetapi saya tidak bisa mengatakan bahwa saya lebih bahagia karenanya. Seiring berjalannya waktu, saya menyadari bahwa kebahagiaan adalah sebuah kondisi pikiran dan bukan sesuatu yang Anda dapatkan dari luar. Ada banyak jutawan dan selebriti yang menjalani kehidupan yang menyedihkan," tambahnya.

Bagi Schoen, ia mulai bekerja dengan sebuah badan layanan tunawisma, memberikan konseling kepada para wanita yang menerima bantuan publik tentang cara mengelola sejumlah kecil uang yang mereka terima setiap bulan.

"Saya dihadapkan pada kenyataan bahwa saya tidak mengelola uang saya dengan baik," kata Schoen. “Saya hidup dari bulan ke bulan dan yakin bahwa saya tidak memiliki cukup uang untuk ditabung atau diinvestasikan untuk masa pensiun. Saat itulah saya mulai menggunakan aplikasi penganggaran dan menjadi sangat dekat dan personal dengan keuangan saya.”

Strategi Mengelola Money Dysmorphia

Jika kalian merasa memiliki Money Dysmorphia, Flora menyarankan beberapa strategi berikut ini untuk mengelolanya:

Journaling

"Perspektif seputar uang berakar pada pola pikir dan cara kita melihat diri kita sendiri pada tingkat individu," katanya. “Membuat jurnal tentang pola pikir Anda seputar uang, peluang, kesuksesan dan kekayaan serta dari mana keyakinan tertentu berasal bisa sangat membantu untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam.”

Kenali Apa yang Membuat Kalian Bahagia

Dunia luar mungkin membombardir kalian dengan pesan-pesan yang berbahaya tentang uang, jadi alihkan pembicaraan ke dalam. Kenali apa yang benar-benar membuat kalian bahagia dan temukan apa yang paling kalian inginkan dalam hidup.

Buat Anggaran yang Masuk Akal dan Tetapkan Tujuan 

"Otak dan tubuh kita kewalahan dengan terlalu banyak rangsangan yang terjadi dalam satu waktu," kata Flora. Hal ini dapat menyebabkan kebingungan dan kecemasan, jadi ambillah langkah-langkah untuk menyederhanakan keuangan Anda. Buatlah anggaran yang masuk akal, tetapkan tujuan yang dapat dicapai dan kerjakan dengan penuh pertimbangan. 

Perlu diingat bahwa Money Dysmorphia adalah rasa tidak aman atau persepsi yang negatif dan tidak rasional tentang keuangan. Schoen mengatakan bahwa salah satu cara mencegahnya adalah dengan menghindari media sosial. Hal ini karena foto-foto yang sering diposting cenderung menunjukkan kehidupan yang sempurna.

"Saya mencoba menghindari media sosial," kata Schoen. “Foto-foto yang sering diposting orang menunjukkan kehidupan yang sempurna, namun sulit untuk mengingat bahwa orang yang memiliki mobil mewah itu mungkin tidak memiliki tabungan untuk masa pensiun.”

Sumber: US News

Penulis :
Latisha Asharani

Terpopuler

Berita Terkait