Pantau Flash
HOME  ⁄  Lifestyle

5 Tanda Kamu Kesepian Menurut Psikologi

Oleh Latisha Asharani
SHARE   :

5 Tanda Kamu Kesepian Menurut Psikologi
Foto: Ilustrasi (Freepik)

Pantau - Tekanan dan arus media sosial kerap kali mengganggu kesehatan mental, terutama pada generasi muda. Terlalu banyak melihat sesuatu hal bersifat sementara membuat mereka terasa seperti dikejar oleh tren dan standar kehidupan sosial orang lain. Menurut Indonesia-National Adolescent Mental Health pada survey yang dilakukan tahun 2022, terdapat 15,5 juta (34,9 persen) remaja mengalami masalah mental dan 2,45 juta (5,5 persen) remaja mengalami gangguan mental.

Salah satu gejala kesehatan mental terganggu adalah munculnya rasa cemas berlebihan dan sering merasa kesepian. Lantas, seperti apa ciri-ciri gangguan mental menurut psikologi? Berikut tim pantau.com rangkum beberapa tanda kesepian dan cara mengatasinya agar hidup semakin berkualitas dan tidak mudah terdistraksi.

Pahami Arti Kesepian   

Kesepian adalah kondisi saat seseorang merasa banyak permasalahan pada hubungan sosialnya, apa yang dialami tidak sesuai dengan ekspektasi, bahkan merasa keadaan tersebut seperti kegagalan, dan merasa semua orang meninggalkannya.

Baca juga: Cegah Lansia Depresi Karena Kesepian dengan Cara Ini

Cleoputri Yusainy dalam buku berjudul Panduan Riset Eksperimental dalam Psikologi: Edisi Revisi menjelaskan bahwa kesepian merupakan pengalaman yang paling menakutkan bagi manusia.

Bahkan, meta analisis pada tahun 2015 Holt-Lunstad dan Kolega terhadap 70 studi dikawasan Amerika Utara, Eropa, Australia, Asia, dan Eropa menyimpulkan bahwa kesepian mempunyai kerentanan dengan peningkatan angka kematian hampir 30%.

Tanda Seseorang Merasa Kesepian menurut Psikologi 

Kualitas Tidur yang Buruk

Seorang yang memiliki kualitas tidur tidak teratur cenderung mudah depresi dan sulit mengendalikan diri, hal tersebut menyebabkan rasa kesepian yang dialami seseorang berkontribusi terhadap peningkatan kecemasan dan stress yang mengganggu kualitas tidur seseorang.

Terlihat Menyibukkan Diri

Seorang merasa kesepian cenderung akan melakukan banyak hal untuk menyibukkan diri agar mengalihkan perhatian diri dari rasa kesepian, namun sayangnya terkadang hal tersebut membuat mereka jatuh sakit.

Baca juga: Ada-ada Saja! Di Korea untuk Mengatasi Kesepian, Orang Dewasa Pelihara Batu

Mudah Sekali Memberikan Bantuan 

Orang yang merasa kesepian memiliki jiwa sosialnya sangat tinggi sehingga menyebabkan mereka mudah dan senang sekali membantu orang lain. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya mereka agar mendapatkan afirmasi (pengakuan) dari banyak orang. Ini tentu merupakan sesuatu yang positif, namun orang yang mudah memberikan bantuan dan memiliki rasa tidak enak yang tinggi terhadap orang lain sangat rentan sekali dimanfaatkan atas kebaikannya dan mereka yang dimanfaatkan tidak pernah merasa kalau ia sedang di ekploitasi.

Suka Mengoleksi Barang dan Hewan 

Mereka yang merasa kesepian cenderung Mengoleksi barang atau memelihara hewan sebagai cara untuk mengisi kekosongan emosional. Meskipun ini bisa memberi rasa nyaman, jika dilakukan berlebihan, bisa menjadi bentuk pelarian dari interaksi sosial yang sebenarnya dibutuhkan dan dapat menyebabkan mereka semakin mengasingkan diri dari kehidupan sosial. 

Sering Mengalami Masalah Kesehatan 

Orang yang depresi dan merasa kesepian selalu melakukan sesuatu yang tidak pernah dipikirkan oleh kebanyakan orang. Hal tersebut dilakukan untuk menarik perhatian banyak orang, keadaan tersebut membuat mereka tidak memperhatikan kesehatannya sendiri sehingga timbul berbagai macam penyakit seperti jantung dan juga sistem kekebalan tubuh yang sering melemah.

Baca juga: Pakar Kesehatan Amerika Sebut Kesepian Sama Mematikan dengan Merokok 15 Batang Sehari

Cara Mengatasi Rasa Kesepian

Gejala kesepian, depresi, kecemasan dan tekanan emosional sebenarnya dapat diobati, namun ada juga cara untuk mengatasi akar penyebabnya, sehingga tidak timbul rasa depresi ataupun kecemasan tersebut. Terapis, konselor, dan kelompok pendukung lainnya dapat membantu individu mengidentifikasi pola pikir negatif dan nilai-nilai inti yang menyebabkan muncul rasa kesepian. 

Selain itu, hindari banyak interaksi dengan media sosial, terlalu sering berselancar pada media sosial akan semakin membuat individu mudah depresi. Menurut penelitian yang dilaporkan dalam jurnal JAMA Psychiatry,  remaja yang menggunakan media sosial lebih dari tiga jam per hari, beresiko tinggi terhadap masalah kesehatan mental, terutama masalah internalisasi alias citra diri. Hal tersebut karena mereka melihat sesuatu yang bentuknya sangat dinamis dan manipulatif, seperti melihat pertemanan orang lain di media sosial terlihat sangat harmonis, kemudian individu merasa iri dengan keadaan di sosial media, sehingga timbul kembali permasalahan mental. 

Baca juga: Ternyata Orang yang Sering Main Medsos Justru Kesepian. Ini Cara Mengatasinya!

Kesimpulan 

Menyadari dan mencari bentuk relasi sosial yang sehat adalah salah satu langkah mengatasi perasaan kesepian. Mengatasi kesepian memerlukan kesadaran diri untuk mengenali tanda-tandanya dan mengambil langkah yang tepat. Dengan begitu, kita bisa menjalani hidup yang lebih seimbang, baik secara emosional maupun fisik. Selain itu konsultasikan kondisi kita kepada psikiater atau psikolog, akan membuat permasalahan mental kita dapat segera ditangani sehingga efek kesepian tidak terus menerus terjadi dan dapat segera terobati.

Laporan: Bayu Aji Pamungkas 

Penulis :
Latisha Asharani