
Pantau - Jakarta merupakan kota metropolitan yang tak pernah tidur. Namun, di balik modernitasnya, tersimpan kisah tentang sebuah masyarakat yang kaya akan tradisi dan budaya. Masyarakat Betawi, dengan akar sejarah yang panjang, telah membentuk identitas unik bagi kota ini.
Mungkin Anda akan teringat pada ondel-ondel, tanjidor, atau lenong. Namun, di balik kesenian yang populer tersebut, terdapat kisah panjang tentang kehidupan masyarakat Betawi tempo dulu. Mari kita buka lembaran sejarah dan mengenal lebih dekat tentang adat istiadat yang telah membumi di tanah Betawi.
Adat Istiadat Betawi
Palang Pintu
Palang pintu adalah sebuah tradisi unik dalam masyarakat Betawi yang menjadi bagian penting dalam prosesi pernikahan adat. Tradisi ini merupakan perpaduan antara seni bela diri pencak silat, seni sastra pantun, dan nilai-nilai keagamaan.
Secara harfiah, "palang pintu" berarti penghalang atau rintangan di pintu. Dalam konteks pernikahan, palang pintu melambangkan ujian yang harus dilalui oleh calon pengantin pria untuk membuktikan kesungguhan cintanya kepada calon pengantin wanita.
Baca juga: Adat Istiadat dan Tradisi di Banten yang Masih Lestari
Roti Buaya
Roti buaya adalah hidangan khas Betawi yang memiliki makna mendalam dan selalu hadir dalam upacara pernikahan adat Betawi. Roti ini berbentuk menyerupai seekor buaya, yang dilambangkan sebagai sifat setia terhadap pasangannya.
Roti buaya biasanya dibuat sepasang, yaitu buaya jantan dan buaya betina. Buaya jantan berukuran lebih besar dan memiliki bentuk yang lebih detail, sedangkan buaya betina berukuran lebih kecil dan sering kali diletakkan di atas punggung buaya jantan. Umumnya, roti buaya yang disajikan memiliki panjang 50 cm hingga 1 m.
Lenong
Lenong adalah pertunjukan seni tradisional Betawi yang memadukan unsur drama, musik, tarian, dan komedi. Pertunjukan lenong biasanya berdurasi cukup panjang dan mengangkat tema kehidupan sehari-hari masyarakat Betawi, mulai dari kisah cinta, masalah sosial, hingga satir terhadap pemerintahan.
Baca juga: Jokowi Hadiahkan Sepeda untuk Peraih Busana Adat Terbaik
Nyorog
Nyorog adalah sebuah tradisi unik dalam masyarakat Betawi yang dilakukan dengan cara mengirimkan atau mengantarkan bingkisan kepada saudara yang lebih tua, seperti orang tua, kakek, nenek, atau saudara kandung yang sudah berkeluarga. Tradisi ini biasanya dilakukan menjelang bulan Ramadan, menjelang hari raya Idul Fitri, atau menjelang hajatan seperti pernikahan.
Isi bingkisan nyorog biasanya berupa bahan makanan pokok seperti beras, gula, minyak goreng, telur, dan buah-buahan. Selain itu, sering kali ditambahkan juga makanan khas Betawi seperti dodol, kerupuk, atau kue-kue kering.
Bikin Rume
Bikin rume adalah tradisi masyarakat Betawi sebagai bentuk rasa syukur saat akan membangun rumah.
Proses membangun rumah bagi orang Betawi bukan sekadar kegiatan konstruksi, melainkan sebuah upacara sakral yang melibatkan seluruh anggota keluarga dan masyarakat sekitar. Upacara-upacara yang dilakukan selama proses pembangunan bertujuan untuk memohon doa dan restu kepada Tuhan Yang Maha Esa agar rumah yang dibangun menjadi tempat tinggal yang nyaman dan membawa keberkahan.
Ngedelengin
Ngedelengin berarti mencari atau menemukan. Dalam konteks pernikahan, ngedelengin berarti upaya mencari pasangan hidup yang cocok dan sesuai dengan harapan.
Proses ngedelengin biasanya melibatkan beberapa pihak seperti seorang perantara yang dipercaya untuk mencarikan pasangan yang cocok. Seseorang ini disebut mak comblang yang memiliki pengetahuan yang luas tentang keluarga dan calon pengantin yang potensial. Tujuan utama ngedelengin adalah untuk menemukan pasangan hidup yang sepadan dan dapat membangun rumah tangga yang bahagia.
Malam Pacar
Malam pacar merupakan salah satu rangkaian acara dalam pernikahan adat Betawi yang sangat dinantikan oleh calon pengantin wanita.
Malam pacar adalah sebuah ritual di mana calon pengantin wanita akan didandani dan dihias sedemikian rupa, termasuk memakaikan pacar pada kuku tangan dan kaki. Selain itu, dilakukan juga prosesi mencukur bulu-bulu halus di sekitar wajah. Malam pacar juga menjadi momen untuk memohon doa restu kepada Tuhan Yang Maha Esa agar pernikahan berjalan lancar dan bahagia.
Baca juga: Adat Pernikahan Jawa Tengah: Tradisi yang Menghormati Warisan Budaya
Menjaga Warisan Budaya Betawi
Keberagaman budaya adalah kekayaan bangsa Indonesia. Betawi, dengan segala keunikannya, menjadi bagian tak terpisahkan dari keberagaman tersebut. Mari kita jaga dan lestarikan keberagaman budaya ini agar generasi mendatang dapat menikmati keindahan dan kekayaan warisan nenek moyang kita.
(Laporan: Laury Kaniasti)
- Penulis :
- Nur Nasya Dalila