
Pantau.com - Mencairnya gletser dan lembaran es menyebabkan terbebaskannya polutan penyebab kanker ke udara dan lautan, ungkap para ilmuwan seperti dikutip dari Dailymail.
Bahan kimia yang tahan lama itu masuk ke rantai makanan dan makin menumpuk dalam tubuh manusia sehingga dapat memicu tumor, penyakit hati dan ketidaksuburan.
Peringatan itu datang dari sebuah penelitian internasional terbaru yang meneliti tentang hubungan antara perubahan iklim dan racun buatan manusia yang disebut persistent organic pollutants (POPs).
Penelitian itu menyimpulkan bahwa naiknya suhu dan cuaca yang makin ekstrem menyebabkan manusia makin terpapar polutan di seluruh dunia.
Para ilmuwan khawatir mengenai POPs karena mereka bertahan satu dasawarsa di lingkungan dan berakumulasi dalam jaringan tubuh.
POPs antara lain adalah pestisida seperti DDT dan bahan kimia PCBs yang digunakan pada barang elektronik.
Baca Juga: Generasi Mendatang Terancam Masalah Kesehatan Seumur Hidup Karena Hal Ini
Donald Cooper, dari United Nations Environment Programme mengatakan, mencairnya gletser dan lembaran es menyebabkan lepasnya POPs yang terperangkap selama bertahun-tahun ke dalam udara dan lautan.
Cuaca ekstrem seperti yang menyebabkan banjir di beberapa belahan dunia membuat lepasnya polutan terlarang yang selama ini ditimbun dan akan dimusnahkan.
Suhu yang makin tinggi tampaknya akan meningkatkan penyebaran malaria dan meningkatkan penggunaan spray seperti DDT yang berbahaya bagi manusia.
Cooper mengatakan POPs dalam kuantitas yang sangat kecil awalnya masuk rantai makanan lalu terakumulasi pada tingkatan yang lebih tinggi seiring masuknya mereka dalam rantai makanan yang lebih tinggi. "Pada akhir rantai makanan adalah kita. kita menemukan mereka berada dalam air susu ibu dan di dalam darah kita," kata Cooper.
Ia menambahkan "hal ini merupakan persoalan di semua bagian di dunia karena POPs tidak peduli batas negara. Mereka menempuh ribuan mil dan terus berkembang."
"Di masa lalu polutan telah menempuh jarak jauh dan terperangkap dalam es di gletser dan lembaran es. tetapi seiring dengan mencairnya es, atau ketika suhu meningkat, mereka lepas kembali ke dalam lautan dan atmosfir."
"Tidak peduli anda tinggal di Kenya atau Inggris, makanan berpindah ke seluruh dunia."
Baca Juga: 6 Spesies Hewan Baru yang Ditemukan pada 2019, Salah Satunya dari Indonesia
Penelitian PBB menemukan bahwa kadar POPs dalam air susu ibu dan darah telah meningkat di beberapa bagian dunia.
PCB telah dilarang setelah penelitian-penelitian menunjukkan bahan itu seperti hormon seks dan punya kaitan dengan kanker dan ketidaksuburan. PCB pernah digunakan dalam produk elektronik.
Penelitian itu juga menyadarkan tentang kekhawatiran mengenai makin terpaparnya manusia oleh DDT insektisida yang dilarang untuk digunakan dalam pertanian, tetapi masih diperbolehkan untuk mengendalikan sebaran penyakit yang disebabkan oleh serangga.
- Penulis :
- Kontributor SIG