Pantau Flash
HOME  ⁄  Lifestyle

Istri Bekerja Berisiko Besar Sebabkan Konflik Rumah Tangga

Oleh Gilang
SHARE   :

Istri Bekerja Berisiko Besar Sebabkan Konflik Rumah Tangga

Pantau.com - Studi menemukan istri yang bekerja akan menemukan banyak konflik, baik di dalam rumah tangga ataupun di tempat kerja, yang harus mereka atasi sekaligus.

Untuk mendapatkan hasil tersebut, para peneliti telah melakukan 350 penelitian yang menyertakan 250.000 orang dari seluruh dunia. Penelitian ini sendiri dipimpin oleh seorang peneliti di University of Georgia, Dr Kirsten Shockley.

Para peneliti menghabiskan beberapa tahun untuk memeriksa lebih dari 350 studi yang dilakukan selama tiga dekade, di mana setengahnya diterbitkan beberapa dekade yang lalu, dan setengahnya diterbitkan pada tahun 2010 atau yang lebih baru.

"Kami pada dasarnya menemukan sedikit bukti adanya perbedaan antara perempuan dan laki-laki sejauh tingkat konflik keluarga dan pekerjaan yang mereka laporkan," kata Dr Kirsten Shockley, asisten profesor psikologi di University of Georgia dan penulis utama studi tersebut, dilansir Daily Mail.

Baca juga:  4 Zodiak Ini Akan Mendapatkan Keberuntungan Sepanjang Bulan Juni

Penelitian sebelumnya telah menemukan bahwa pria sering merasa tidak nyaman untuk mendiskusikan masalah keluarga dan pekerjaan karena ketakutan akan stigmatisasi, ancaman terhadap maskulinitas atau dampak negatif karir mereka.

Di lain sisi, pria nyatanya merasa lebih nyaman mendiskusikan konflik tersebut dalam survei rahasia anonim, seperti yang digunakan dalam penelitian yang dianalisis.

Dalam beberapa tahun terakhir, pria semakin menjadi pengasuh utama bagi anak kecil dan menghabiskan lebih banyak waktu untuk merawat anak-anak mereka. Namun perempuan masih menghabiskan lebih banyak waktu untuk keduanya.

Menurut para periset, sebuah penelitian Pew Researcher Center menemukan bahwa suami memiliki kecenderungan untuk mengatakan kepada istri bahwa mengasuh anak sangat penting bagi identitas perempuan, namun perempuan juga menghadapi masalah di tempat kerja terkait karir mereka yang dikatakan tidak komitmen dalam bekerja karena lebih berorientasi keluarga.

Dr Shockley juga mengatakan bahwa peran gender ini berubah di AS, karena lebih banyak perempuan yang kini masuk ke dunia kerja, sehingga membuat pria menganggap lebih bertanggung jawab membesarkan anak-anak. Padahal sebelumnya, peran tradisional seorang ayah adalah pencari nafkah utama dan bertanggun jawab akan keluarga.

Sekitar setengah dari semua penelitian yang dianalisis dalam meta-analisis dilakukan di AS, dan sisanya tersebar di seluruh negara di Eropa dan Asia.

Penulis :
Gilang