
Pantau.com - Beredar sebuah video yang 'dijahit' konten kreator dengan narasi bahwa Kapolda Metro Jaya menangkap Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI). Video ini beredar di media sosial 13 April 2022 dengan judul "Kapolda Metro Jaya Menangkap Ketua BEM SI Karena Polisi Menemukan Rangkaian Terselubung!!! kpk.".
Selain itu juga adalah akun Facebook Cream yang mengunggah video tersebut, 14 April 2022. Berikut narasi selengkapnya:
"Kapolda Metro Jaya Menangkap Ketua BEM SI Karena Polisi Menemukan Rangkaian Terselubung!"
Unggahan ini kemudian dibagikan ulang akun FacebookJonathan Lie pada 18 April 2022.
Benarkah demikian?
Dari penelusuran Pantau.com, klaim bahwa video itu memperlihatkan Ketua BEM SI ditangkap Polda Metro Jaya, tidak berdasar. Faktanya, tidak ditemukan informasi resmi dan valid mengenai hal itu. Kami mengecek video 10 menit 4 detik tersebut. Hasilnya, tidak ditemukan data pendukung bahwa benar Ketua BEM SI ditangkap Polda.
"Biadab. Ketua BEM SI harus ditangkap atas pembantaian Ade Armando," ujar narator di awal video.
Di sisi lain, Ketua BEM SI Kaharuddin memberikan pernyataan baru-baru ini. Pihaknya tidak akan ikut dalam rencana aksi unjuk rasa pada 21 April mendatang.
"BEM SI tidak ikut," kata Kaharuddin seperti dimuat Tempo.co, Minggu 17 April 2022.
Narasi Ketua BEM SI harus ditangkap karena pembantaian pegiat media sosial, Ade Armando, juga tidak berdasar. Sebab, tidak terdapat aksi pembantaian, namun pengeroyokan.
Lebih lanjut, sejauh ini tidak ada mahasiswa yang ditetapkan sebagai tersangka kasus pengeroyokan Ade Armando. Pun sempat ditegaskan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran.
"Pengeroyok Ade Armando bukanlah mahasiswa," ujarnya.
Kesimpulan:
Klaim bahwa video itu memperlihatkan Ketua BEM SI ditangkap Polda Metro Jaya, jelas tidak berdasar. Faktanya, pemukulan Ade Armando bukan dilakukan kelompok mahasiswa melainkan oknum yang juga berdemo di depan gedung DPR RI pada 11 April 2022. Informasi ini masuk kategori hoaks tidak sesuai fakta dan masuk ke dalam kategori konten yang menyesatkan.
- Penulis :
- Desi Wahyuni