Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Menakar Pemilih PDIP Usai Muncul Isu Israel dan Tragedi Kanjuruhan Imbas Pembatalan Piala Dunia U-20

Oleh khaliedmalvino
SHARE   :

Menakar Pemilih PDIP Usai Muncul Isu Israel dan Tragedi Kanjuruhan Imbas Pembatalan Piala Dunia U-20
Pantau - Mencuat pembelahan isu antara kepanikan akan kehadiran timnas Israel serta Tragedi Kanjuruhan menyusul FIFA membatalkan Piala Dunia U-20.

Seperti diketahui, pembatalan ajang berkelas internasional dan bergengsi bagi dunia persepakbolaan Tanah Air ini berawal dari kepanikan Gubernur Bali I Wayan Koster dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo terkait kedatangan Israel ke Indonesia.

Lalu pernyataan FIFA semalam juga membuat geger publik pecinta sepak bola lantaran pembatalan Piala Dunia U-20 ini berkaitan dengan keamanan.

Bisa diartikan bahwa ada kekhawatiran Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 135 Aremania ini kembali terulang jika Piala Dunia U-20 tetap digelar di Indonesia.

Menanggapi hal tersebut, pengamat politik Hanief Adrian menilai pembelahan isu antara Israel dan Tragedi Kanjuruhan ini tak akan berlangsung lama.

"Gak akan lama kok ini pecahnya karena ya gak ideologis," ujar Hanief kepada Pantau.com, Kamis (30/3/2023).

Tak hanya itu, isu pembelahan ini juga tak akan berdampak pada para pemilih PDI Perjuangan (PDIP) dalam Pemilu 2024. Diketahui, baik Wayan Koster dan Ganjar Pranowo merupakan 2 sosok kader PDIP yang berstatus sebagai kepala daerah.

"Politik itu dinamis, pasca-pembatalan Piala Dunia U-20 ini belum tentu bikin masyarakat gak milih PDIP karena pemilihnya fanatik Bung Karno serta keluarganya," lanjutnya.

Seperti diketahui, isu pembatalan Piala Dunia U-20 ini masih menjadi sorotan mata publik dan warganet hingga kini.

Meski begitu, FIFA tak membeberkan terkait kepastian pembatalan Piala Dunia U-20. Publik hanya memahami pembatalan Piala Dunia U-20 ini seputar penolakan terhadap kedatangan timnas Israel.

PDIP Mesti Ambil Risiko Piala Dunia U-20 Batal Digelar


Sebelumnya, pengamat sepakbola Akmal Marhali menyebut, PDI Perjuangan (PDIP) mesti mengambil risiko usai FIFA membatalkan drawing Piala Dunia U-20. Pasalnya, kabar gagalnya laga bergengsi tingkat internasional ini dinilai sebagai permainan politik PDIP.

“Kalau soal itu (batal drawing) kan sudah jelas itu permainan politiknya PDIP. Ya PDIP mesti mengambil risikonya. Perihal menang atau tidak di Pemilu 2024, ya kita lihat nanti,” bebernya kepada Pantau.com, Selasa (28/3/2023).

Ia menilai, sepakbola merupakan olahraga yang sangat ‘seksi’ untuk dijadikan permainan politik. Akmal pun membandingkan dengan olahraga lain yang turut menghadirkan sederet atlet dari Israel.

“Ini kan hanya karena sepakbola seksi aja dijadikan mainan. Buktinya apa? Beberapa waktu lalu kan ada balap sepeda, panjat tebing, termasuk bulu tangkis, bahkan ada e-Sport di Bali. Di situ kan ada atlet dari Israelnya,” tambah Akmal.

Akmal menyebut, jika PDIP ingin bermain politik soal kedatangan timnas Israel ke Indonesia ini mestinya di ajang International Parliamentary Union (IPU) ke-144 di Bali tahun 2022.

“Kalau mau bermain politik mestinya kemarin dong di IPU ke-144 yang digelar di Bali pada 20-24 Maret 2022, bukan di sepakbola,” kata Akmal.

“Kalau mau menentang dan berdiplomasi dengan Israel terkait Palestina itu mestinya di IPU Bali karena itu tempat yang paling pas, bukan di sepakbola,” sambungnya.
Penulis :
khaliedmalvino