Pantau - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono meminta percepatan peralihan kendaraan berbahan bakar minyak (BBM) menjadi listrik. Hal itu guna dalam menangani kualitas udara tak sehat di Jakarta.
"Ya dipercepat motor listrik, mobil listrik, terus bahan bakarnya yang memang memenuhi syarat. Ya harus semua pihak harus mengikut dong," kata Heru Budi saat ditemui di Kuningan Timur, Jakarta Selatan, Senin (12/6/2023).
Ada beberapa penyebab Udara Jakarta Tak Sehat
Aktivitas warga jadi yang pertama menghasilkan emisi usai COVID-19 mengalami peningkatan.
"Kualitas udara selain dipengaruhi oleh sumber emisi di mana pada kondisi pasca COVID, saat ini aktivitas manusia yang menghasilkan emisi kembali meningkat," kata Kepala Dinas LH DKI Jakarta Asep Kuswanto dalam keterangannya, Kamis (8/6/2023).
Selain itu, faktor meteorologi turut mempengaruhi kualitas udara saat ini. Di mana, terjadi peningkatan konsentrasi polutan udara ketika memasuki musim kemarau di bulan Mei hingga Agustus. Asep menyampaikan kondisi ini akan mengalami penurunan ketika memasuki musim penghujan di bulan September-Desember mendatang.
"Hal tersebut terlihat dari tren konsentrasi PM2,5 tahun 2019 sampai 2023. Konsentrasi rata-rata bulanan PM2,5 bulan April 2023 sebesar 29,75 g/m3 menjadi 50,21 g/m3 di bulan Mei 2023, namun konsentrasi tersebut masih lebih rendah bila dibandingkan Mei 2019 saat kondisi normal yaitu sebesar 54,38 g/m3," tuturnya.
"Curah hujan akan membantu peluruhan polutan yang melayang di udara, sehingga ketika memasuki musim kemarau hal tersebut tidak terjadi," imbuhnya.
"Ya dipercepat motor listrik, mobil listrik, terus bahan bakarnya yang memang memenuhi syarat. Ya harus semua pihak harus mengikut dong," kata Heru Budi saat ditemui di Kuningan Timur, Jakarta Selatan, Senin (12/6/2023).
Ada beberapa penyebab Udara Jakarta Tak Sehat
Aktivitas warga jadi yang pertama menghasilkan emisi usai COVID-19 mengalami peningkatan.
"Kualitas udara selain dipengaruhi oleh sumber emisi di mana pada kondisi pasca COVID, saat ini aktivitas manusia yang menghasilkan emisi kembali meningkat," kata Kepala Dinas LH DKI Jakarta Asep Kuswanto dalam keterangannya, Kamis (8/6/2023).
Selain itu, faktor meteorologi turut mempengaruhi kualitas udara saat ini. Di mana, terjadi peningkatan konsentrasi polutan udara ketika memasuki musim kemarau di bulan Mei hingga Agustus. Asep menyampaikan kondisi ini akan mengalami penurunan ketika memasuki musim penghujan di bulan September-Desember mendatang.
"Hal tersebut terlihat dari tren konsentrasi PM2,5 tahun 2019 sampai 2023. Konsentrasi rata-rata bulanan PM2,5 bulan April 2023 sebesar 29,75 g/m3 menjadi 50,21 g/m3 di bulan Mei 2023, namun konsentrasi tersebut masih lebih rendah bila dibandingkan Mei 2019 saat kondisi normal yaitu sebesar 54,38 g/m3," tuturnya.
"Curah hujan akan membantu peluruhan polutan yang melayang di udara, sehingga ketika memasuki musim kemarau hal tersebut tidak terjadi," imbuhnya.
- Penulis :
- Ahmad Ryansyah
