
Pantau - Anggota Komisi VIII DPR RI Yandri Susanto meminta pihak Kementerian Agama (Kemenag) untuk melakukan pemetaan sedini dan sedetail mungkin, khususnya kepada jutaan orang jemaah haji yang berbondong-bondong melalui terowongan Mina untuk melakukan lempar jumroh ke Jamarat.
Pemetaan tersebut termasuk berkomunikasi secara baik dengan pihak Kerajaan Arab Saudi. Pasalnya, kejadian beberapa tahun lalu yang terjadi di terowongan Mina disebabkan karena banyaknya tamu rombongan VVIP Saudi yang kerap melakukan penyetopan mendadak.
"Nah karena tahun ini jemaah haji itu jumlahnya berlipat-lipat sebelum tahun 2019, artinya kepadatan itu sangat maksimal. Biasanya yang menyebabkan tragedi itu kan ada rombongan VVIP,'' ujar Yandri dalam keteranganya, yang dikutip, Senin (26/5/2023).
"Nah ini mungkin perlu dicermati informasi ini, karena setiap kejadian itu pasti menelan korban yang sungguh luar biasa banyaknya. Nah kita tidak mau situasi ini yang tidak terpantau oleh Kementerian Agama atau kita semua. Jangan sampai nanti misalkan ada penyetopan atau penutupan tiba-tiba," sambungnya.
Yandri menjelaskan, dengan adanya komunikasi dengan pihak Kerajaan Saudi, maka pihak Indonesia melalui Kementerian Agama dapat mengetahui skenario mobilisasi jutaan jemaah tersebut.
"Jangan sampai ada skenario yang tidak kita ketahui dari kebijakan Saudi. Saya kira ini fatal bagi kita (jika tidak mengetahui). Oleh karena itu, ini (harus) menjadi pencermatan serius sehingga tragedi Mina itu tidak terjadi, terutama kepada jemaah Indonesia. Ya tentu umumnya seluruh jemaah haji yang akan melaksanakan ibadah haji tahun ini," jelasnya.
Kemudian, Yandri meminta juga kepada kepada Menag untuk memastikan jadwal melontar itu agar dapat ditaati oleh seluruh jemaah. Ia menegaskan jangan ada yang menggunakan tafsir masing-masing, sehingga ini mengacaukan skenario untuk menjaga keselamatan jemaah haji.
"Maka menurut saya, ketertiban para jemaah haji itu menjadi kunci, bahwa insyaallah perkiraan kita yang akan terjadi di Armuzna itu tidak terjadi,'' tegasnya.
''Saya kira itu yang kami sampaikan dan saya meyakini semua usaha kita pastilah untuk yang terbaik buat jemaah haji, walaupun ada hal -hal yang kurang sempurna itu menjadi koreksi kita untuk ke depan. Mari kita semua bekerja sama untuk satu tekad bahwa pelayanan terbaik adalah tekad kita semua," ungkapnya.
Pemetaan tersebut termasuk berkomunikasi secara baik dengan pihak Kerajaan Arab Saudi. Pasalnya, kejadian beberapa tahun lalu yang terjadi di terowongan Mina disebabkan karena banyaknya tamu rombongan VVIP Saudi yang kerap melakukan penyetopan mendadak.
"Nah karena tahun ini jemaah haji itu jumlahnya berlipat-lipat sebelum tahun 2019, artinya kepadatan itu sangat maksimal. Biasanya yang menyebabkan tragedi itu kan ada rombongan VVIP,'' ujar Yandri dalam keteranganya, yang dikutip, Senin (26/5/2023).
"Nah ini mungkin perlu dicermati informasi ini, karena setiap kejadian itu pasti menelan korban yang sungguh luar biasa banyaknya. Nah kita tidak mau situasi ini yang tidak terpantau oleh Kementerian Agama atau kita semua. Jangan sampai nanti misalkan ada penyetopan atau penutupan tiba-tiba," sambungnya.
Yandri menjelaskan, dengan adanya komunikasi dengan pihak Kerajaan Saudi, maka pihak Indonesia melalui Kementerian Agama dapat mengetahui skenario mobilisasi jutaan jemaah tersebut.
"Jangan sampai ada skenario yang tidak kita ketahui dari kebijakan Saudi. Saya kira ini fatal bagi kita (jika tidak mengetahui). Oleh karena itu, ini (harus) menjadi pencermatan serius sehingga tragedi Mina itu tidak terjadi, terutama kepada jemaah Indonesia. Ya tentu umumnya seluruh jemaah haji yang akan melaksanakan ibadah haji tahun ini," jelasnya.
Kemudian, Yandri meminta juga kepada kepada Menag untuk memastikan jadwal melontar itu agar dapat ditaati oleh seluruh jemaah. Ia menegaskan jangan ada yang menggunakan tafsir masing-masing, sehingga ini mengacaukan skenario untuk menjaga keselamatan jemaah haji.
"Maka menurut saya, ketertiban para jemaah haji itu menjadi kunci, bahwa insyaallah perkiraan kita yang akan terjadi di Armuzna itu tidak terjadi,'' tegasnya.
''Saya kira itu yang kami sampaikan dan saya meyakini semua usaha kita pastilah untuk yang terbaik buat jemaah haji, walaupun ada hal -hal yang kurang sempurna itu menjadi koreksi kita untuk ke depan. Mari kita semua bekerja sama untuk satu tekad bahwa pelayanan terbaik adalah tekad kita semua," ungkapnya.
- Penulis :
- Sofian Faiq