
Pantau - Menjelang pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024, para calon nantinya akan menjalani pemeriksaan kesehatan. Spesialis penyakit dalam subspesialis hematologi onkologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof dr Zubairi Djoerban, SpPD-KHOM, membagikan pengalamannya saat menjadi Ketua Tim Pemeriksa Kesehatan Bakal Calon Presiden (Bacapres) dan Bakal Calon Wakil Presiden (Bacawapres) tahun 2009 dan 2014.
Pada saat itu, ia mendapat surat keputusan dari KPU yang berisi penunjukkan sebagai ketua tim pemeriksa kesehatan Bacapres dan Bacawapres. Dengan penuh rasa tanggung jawab, ia pun menerima tawaran tersebut.
"Atas kesepakatan bersama, kami kemudian merencanakan tata kelola pemeriksaannya dan bersama tim, kami juga meninjau tiga rumah sakit. Kira-kira rumah sakit mana yang akan menjadi tempat tes kesehatan. Akhirnya kami memutuskan untuk memilih RSPAD Gatot Soebroto," ucapnya, dikutip melalui cuitan di X, Jumat (20/10/2023).
Prof Zubairi bercerita, pemeriksaan untuk Bacapres atau Bacawapres sangat bervariasi. Bahkan ada yang lebih dari 15 pemeriksaan yang dijalankan setiap calon dan berlangsung lebih dari 10 jam. Adapun pemeriksaannya sendiri meliputi jantung, neurologi, penyakit dalam, dan psikiatri.
"Ya, ada pemeriksaan psikiatri karena kita ingin memilih calon yang memiliki kepribadian baik, dalam artian tidak memiliki karakter psikopat ataupun beberapa kelainan personality lainnya," jelasnya.
Pemeriksaan kesehatan itu dilakukan oleh tim psikiatri dan psikolog dengan tes MMPI (Minnesota Multiphasic Personality Inventory). Para Bacapres dan Bacawapres harus mengisi kuisioner dengan pertanyaan lebih dari 350 dalam waktu singkat.
"Sehingga seseorang yang menjawab pertanyaan, tidak mungkin untuk mencoba mengalihkan kepribadiannya dengan menjawab seolah-olah dia adalah orang yang ideal, karena akan muncul di jawaban lain," tambahnya.
Pada saat menjalani pemeriksaan, Prof Zubairi sempat menemukan beberapa penyakit yang ada pada Bacapres maupun Bacawapres. Menurutnya, hal itu disebabkan imbas faktor usia.
Saat itu ada calon yang usianya 60-an dan ada juga yang lebih dari 70 tahun.
"Walaupun ada penyakit, tim akan melakukan pertimbangan apakah yang bersangkutan kompeten dan mampu untuk menjadi presiden selama 5 tahun ke depan," jelasnya.
Pemeriksaan untuk Bacapres dan Bacawapres 2024 ini akan berlangsung mulai 21 Oktober 2023 mendatang. Prof Zubairi berharap agar tes kesehatan nanti akan berjalan lancar dan bisa memanfaatkan teknologi dengan baik.
"Banyak ahli yang sangat kompeten dan, yang paling penting independen serta objektif. Bismillah lancar semuanya," pungkasnya.
- Penulis :
- Ahmad Ryansyah










