
Pantau - Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) DPR RI melakukan Kunjungan Kerja Spesifik (Kunsfik) untuk meninjau pembangunan jalan tol Semarang-Demak.
Ketua Tim Peninjauan BAKN DPR RI, Hendrawan Supratikno mengungkapkan, adanya keterlambatan dalam proyek tersebut.
Proyek pembangunan jalan tol Semarang-Demak, dengan total panjang 26,4 kilometer, terbagi menjadi dua seksi melalui skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).
Menurut Hendrawan, penggunaan dana Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk Seksi 2 sudah berjalan lancar, namun Seksi 1 masih mengalami keterlambatan.
“Keterlambatan pembangunan Seksi 1 disebabkan oleh kompleksitas pembangunan di atas laut dan pembebasan lahan yang belum tuntas. Target penyelesaian proyek yang awalnya direncanakan pada akhir tahun 2024, kini ditunda menjadi sekitar tahun 2027,” ungkapnya, Rabu (13/3/2024).
Meski demikian, Hendrawan menganggap proyek ini menarik karena merupakan jalan tol pertama di Pulau Jawa yang dibangun di atas laut.
Namun, ia menekankan pentingnya kelancaran pembangunan Seksi 1 untuk memaksimalkan manfaat pembangunan Seksi 2 yang dibiayai oleh PMN.
Hendrawan juga menyoroti masalah reklamasi dan pembebasan lahan, di mana BAKN mendorong pemerintah untuk terus komitmen dalam menyelesaikan proyek ini.
“60 persen sudah menerima dana kerahiman, yaitu biaya ganti rugi karena tanahnya sudah tidak kelihatan lagi, sudah tertutupi air. Sedangkan yang 40 persen masih berusaha melakukan reklamasi atas inisiatif mereka sendiri,” bebernya.
Diharapkan pembangunan jalan tol Semarang-Demak selesai tepat waktu agar dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi di wilayah sekitar.
“Kami harapkan apabila pembangunan jalan tol Semarang-Demak ini selesai, ekonomi akan tumbuh. Biaya logistik akan turun dan ekonomi masyarakat akan bergerak cepat,” tandasnya.
- Penulis :
- Aditya Andreas