
Pantau.com - Politisi Partai Gerindra, Fadli Zon tak henti-hentinya membuat sensasi dengan hasil karyanya yang ia tuangkan dalam bentuk puisi.
Puisi bernada satir ini kerap digunakan Fadli Zon untuk menanggapi beberapa fenomena politik. Entah ditujukan untuk siapa, namun jika berkaca pada preferensi politik Fadli, puisi puisi ini sebagian besar ditujukan untuk untuk pemerintah.
Bukanlah sebuah hal yang sulit bagi seorang politis seperti Fadli Zon untuk membuat karya-karya yang terkadang cukup menggelitik khususnya bagi kubu lawan. Berbekal riwayat pendidikan jurusan Sastra Rusia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, Fadli menjelma bak pujangga yang menyamar sebagai politisi.
Baca juga: Jokowi Sebut Politik 'Sontoloyo', Fadli Zon Bikin Puisi
Puluhan puisi sejak masa kampanye pilpres 2014 pun berhasil ditorehkan Fadli Zon. Berdasarkan informasi yang dirangkum Pantau.com, Pada awal masa kampanye 2014, tak kurang dari 8 puisi diciptakan oleh Fadli, diantaranya 'Air Mata Buaya', 'Sajak Tentang Boneka', 'Aku Raisopopo', dsb.
Tahun 2016 Fadli sempat membuat karya dengan judul 'Tukang Gusur'. Bahkan pria yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua DPR ini sempat membuat perlombaan membaca puisi di Youtube. Selain itu ada karya lain yakni 'Dua Tahun Berjalan Sudah', dan 'Tak Pernah Terbayang'.
Tahun 2017, Fadli juga cukup produktif menelurkan karyanya diantaranya 'Sajak Sang Penista', Diktator Kecil', 'Tiga Tahun Kau Bertahta'.
Baca juga: Soal Puisi 'Sontoloyo' Fadli Zon, Ini Kata PDIP
Pada tahun 2018, seiring dengan semakin dekatnya Pilpres 2019, Fadli semakin gencar mengeluarkan karya-karyanya. Sebagian puisinya untuk menanggapi manuver politik yang dilakukan oleh pihak lawan, seperti ungkapan Sontoloyo, Genderuwo.
Klik next...
- Penulis :
- Sigit Rilo Pambudi