Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Gus Ipul: Sekolah Rakyat akan Berdiri di Tiap Kabupaten Kota

Oleh Wulandari Pramesti
SHARE   :

Gus Ipul: Sekolah Rakyat akan Berdiri di Tiap Kabupaten Kota
Foto: Gus Ipul: Sekolah Rakyat akan Berdiri di Tiap Kabupaten Kota (dok. Kemensos)

Pantau - Menteri Sosial Saifullah Yusuf berharap agar Sekolah Rakyat dapat didirikan di setiap kabupaten/kota. Untuk wilayah Jawa Barat, ia menargetkan pembangunan 30 Sekolah Rakyat.

"Setiap kabupaten harus memiliki satu Sekolah Rakyat," ujar Gus Ipul.

Ia menjelaskan bahwa prioritas utama untuk menjadi siswa Sekolah Rakyat adalah anak-anak dari keluarga miskin yang tinggal dekat dengan sekolah tersebut. Indikator kemiskinan ini akan merujuk pada Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).

"Warga miskin yang berada di desil satu di sekitar sekolah itu yang akan diprioritaskan," tambahnya.

Gus Ipul juga menyebutkan bahwa Sekolah Rakyat akan menerapkan konsep asrama. Dengan demikian, bagi anak yang masih SD, orang tua mereka bisa mengunjungi kapan saja.

Baca juga: Sekolah Rakyat Kontribusi Nyata Pemerataan Pendidikan

"Desil satu adalah kelompok yang paling miskin ekstrem berdasarkan ukuran tertentu," jelasnya.

Pemerintah memastikan bahwa Sekolah Rakyat akan sepenuhnya gratis, termasuk fasilitas asrama, pakaian, peralatan sekolah, dan kebutuhan lainnya yang akan ditanggung oleh negara.

"Ke depannya, diharapkan pendidikan di Sekolah Rakyat mencakup jenjang SD, SMP, dan SMA," katanya.

Ia menargetkan masing-masing jenjang dapat menampung 300 hingga 500 siswa, sehingga setiap Sekolah Rakyat akan memiliki sekitar 1.000 siswa.

"Pembangunan akan dimulai tahun ini, tergantung pada situasi dan kondisi," tambahnya.

Gus Ipul juga menyebutkan bahwa saat ini ia sedang berkoordinasi dengan bupati dan wali kota.

Baca juga: Sekolah Rakyat Dibuka, Siswa Wajib Tamat Tanpa Putus

Ia mengajak kepala daerah yang memiliki aset dan lahan untuk mengusulkannya sebagai lokasi Sekolah Rakyat.

"Kami akan memeriksa mana yang memenuhi kriteria, dan Insya Allah jika memungkinkan, pembangunan akan dimulai tahun ini," kata Gus Ipul.

Untuk Jawa Barat, ia berharap dapat mendirikan 30 Sekolah Rakyat di seluruh kabupaten/kota, dengan satu atau dua sekolah juga akan dibangun oleh provinsi.

Terkait kurikulum, Gus Ipul mengatakan bahwa Sekolah Rakyat akan menggunakan kurikulum yang sama dengan sekolah-sekolah unggulan. Namun, ini masih dalam tahap pembahasan lebih lanjut.

"Kami sedang mencocokkan berbagai kurikulum untuk memastikan yang terbaik, tapi acuannya adalah sekolah unggulan," jelasnya.

Pada tahap pertama, Gus Ipul menargetkan pembangunan 200 Sekolah Rakyat, dengan separuhnya dibangun oleh pemerintah dan separuhnya lagi oleh sektor swasta.

"Kami masih melakukan konsolidasi, termasuk di Kabupaten Bogor yang menjadi salah satu prioritas," ujarnya.

Baca juga: Mensos Gus Ipul dan Kepala Daerah Jateng Matangkan Rencana Sekolah Rakyat

Gus Ipul juga mengungkapkan beberapa keunggulan Sekolah Rakyat, seperti penerapan pendidikan karakter, bela negara, kombinasi kurikulum nasional dan internasional, serta pendampingan pasca-lulus. 

"Program ini berfokus untuk memutuskan rantai kemiskinan," katanya.

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menyambut positif rencana pendirian Sekolah Rakyat, karena ia melihat kemiskinan sebagai masalah yang juga bersifat kultural.

"Saya sangat mendukung sekolah ini," ujar Dedi.

Menurutnya, seorang anak dari keluarga miskin, seperti pengemis, bisa berisiko mengikuti jejak orang tuanya jika tidak ada intervensi pendidikan yang tepat.

Oleh karena itu, ia mengusulkan integrasi sekolah yang lebih baik, termasuk peluang untuk anak-anak miskin masuk ke akademi militer atau angkatan udara.

Sebagai langkah untuk merevolusi pendidikan di Jawa Barat, Dedi juga berencana mengubah kebiasaan jam masuk sekolah yang lebih pagi.

"Kami ingin mengubah budaya nongkrong sampai larut malam menjadi budaya tidur lebih awal, misalnya jam 9 malam," ujarnya.

Selain itu, ia juga menginginkan agar sekolah-sekolah favorit diisi oleh 20 persen siswa dengan kemampuan akademik rata-rata, sehingga siswa yang kurang berprestasi bisa terdorong untuk lebih pintar dan rajin.

"Ini akan memotivasi guru-guru favorit untuk mengajar siswa dari keluarga miskin agar menjadi siswa yang juga favorit," tuturnya.

Baca juga: Kemensos Percayakan Pendidikan Karakter Sekolah Rakyat ke Kemenag

Penulis :
Wulandari Pramesti