
Pantau - Menteri Sosial Saifullah Yusuf meninjau kesiapan fasilitas Sekolah Rakyat di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengembangan Profesi (Pusdiklatbangprof) Margaguna, Pondok Indah, Jakarta Selatan.
Dalam kunjungannya, Gus Ipul mengecek ruang kelas, asrama, dan aula yang akan digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.
Tahun ini, Kementerian Sosial (Kemensos) berencana membuka empat rombongan belajar (Rombel) tingkat SMA di lokasi tersebut.
Baca juga: Sekolah Rakyat Bantu Masyarakat Putus Rantai Kemiskinan
“Kami melihat kondisi bangunan, secara umum cukup memadai, hanya perlu beberapa renovasi,” ujar Mensos Gus Ipul.
Jika mendapat persetujuan Presiden Prabowo, lahan seluas 1,9 hektare di Pusdiklatbangprof Margaguna akan dijadikan model Sekolah Rakyat dengan standar sarana dan prasarana nasional.
Kapasitas sekolah diperkirakan mampu menampung hingga 600 siswa, dimulai dari jenjang SMA.
Sekolah Rakyat akan menerapkan delapan standar minimum pendidikan dan dilengkapi fasilitas asrama.
Baca juga: Sekolah Rakyat Kemensos : Solusi atau Beban Baru?
Kurikulum yang digunakan masih dalam tahap penyusunan oleh satuan tugas (Satgas) di bawah arahan mantan Menteri Pendidikan Mohammad Nuh.
“Kurikulum akan bersifat lebih komprehensif. Detailnya akan disampaikan pada April mendatang,” jelas Gus Ipul.
Siswa yang diterima akan dipilih berdasarkan Data Tunggal Sosial Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN), dengan prioritas bagi mereka yang berdomisili di sekitar Pondok Indah dan Jakarta Selatan. Setiap rombongan belajar akan diisi 25 siswa.
“Kami akan mencari keluarga dengan anak usia SMA di sekitar Pondok Indah, termasuk kelompok masyarakat miskin dan miskin ekstrem,” ujarnya.
Baca juga: Gus Ipul Sebut Pemanfaatan Guru ASN untuk Peningkatan Sekolah Rakyat
Seleksi siswa mencakup tes administrasi, akademik, serta komitmen untuk menyelesaikan pendidikan tanpa putus sekolah.
Proses orientasi bagi siswa baru diperkirakan memakan waktu hingga enam bulan agar mereka memiliki kesiapan mental dan pemahaman dasar yang seragam sebelum memulai pembelajaran formal.
Sekolah Rakyat juga terbuka bagi penyandang disabilitas dengan fasilitas aksesibilitas yang masih akan disempurnakan.
“Dengan dukungan teknologi, seperti alat bantu bagi tuna rungu, kami pastikan semua siswa dapat belajar dengan optimal,” tambahnya.
Pendanaan sekolah akan berasal dari APBN, dengan peluang partisipasi dari sektor swasta. “Beberapa pihak sudah menyatakan kesiapannya untuk mendukung, dan ini akan dikonsultasikan lebih lanjut,” jelas Gus Ipul. Ia berharap lulusan Sekolah Rakyat dapat menjadi agen perubahan bagi keluarga dan komunitasnya.
Sementara itu, Kepala Pusdiklatbangprof Kemensos, Hasim, menjelaskan bahwa dari total luas lahan 3,9 hektare, sekitar 2 hektare akan digunakan untuk Sekolah Rakyat.
Baca juga: Gus Ipul: Sekolah Rakyat akan Berdiri di Tiap Kabupaten Kota
“Kami sudah memiliki 8 ruang kelas yang siap, namun masih perlu penataan,” katanya.
Hasim menambahkan bahwa fasilitas pelatihan di Pusdiklatbangprof, termasuk 70 kamar tidur, 5 kamar VIP, serta area olahraga untuk bulu tangkis, tenis, dan voli, dapat dimanfaatkan bagi siswa.
Untuk tahap awal, Gedung B akan digunakan sebagai ruang kelas bagi empat rombongan belajar, sementara Gedung A dan fasilitas lainnya berpotensi dialihfungsikan menjadi ruang tambahan, laboratorium, serta pusat administrasi.
Menurut Hasim, Sekolah Rakyat merupakan langkah strategis dalam penanganan kemiskinan dengan menyediakan pendidikan berkualitas bagi masyarakat kurang mampu.
“Melalui Sekolah Rakyat, kita bisa memutus rantai kemiskinan dan mewujudkan visi Indonesia Emas,” pungkasnya.
Baca juga: Sekolah Rakyat Kontribusi Nyata Pemerataan Pendidikan
- Penulis :
- Wulandari Pramesti
- Editor :
- Wulandari Pramesti