
Pantau - Pemerintah Provinsi Jawa Timur menegaskan komitmennya untuk memperkuat sinergi dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Republik Indonesia dalam rangka pencegahan radikalisme sejak dini.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menekankan bahwa penanaman karakter kebangsaan berbasis moderasi beragama harus dimulai dari lingkungan keluarga dan bangku sekolah.
Ia menyatakan bahwa penguatan moderasi beragama merupakan kunci untuk membentengi generasi muda dari paham radikal yang bertentangan dengan nilai-nilai kebangsaan.
Sekolah Taruna sebagai Agen Moderasi dan Toleransi
Sebagai bagian dari upaya pencegahan, Pemprov Jatim telah membentuk sekolah-sekolah taruna yang bekerja sama dengan TNI, Polri, dan terbaru dengan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN).
Khofifah menjelaskan bahwa siswa-siswa sekolah taruna diharapkan menjadi agen penguatan nasionalisme dan toleransi di lingkungannya masing-masing.
"Saya berharap para siswa dapat menjadi penyampai pesan dalam memperkuat semangat kebangsaan di tengah masyarakat," ujar Khofifah.
Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi seluruh pemangku kepentingan dalam menjaga semangat toleransi dan kewaspadaan terhadap radikalisme.
Menurutnya, pencegahan tidak bisa dilakukan hanya oleh pemerintah, melainkan harus melibatkan semua pihak secara aktif.
Koordinasi dan pemetaan wilayah yang berpotensi mengalami paparan paham radikal juga harus dilakukan dengan bijak tanpa menimbulkan keresahan di masyarakat.
BNPT Sambut Positif dan Siap Bersinergi
Kepala BNPT RI Komjen Pol Eddy Hartono mengapresiasi inisiatif dan respons positif yang ditunjukkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Ia menyatakan bahwa BNPT siap bersinergi dalam menjalankan program-program deradikalisasi dan upaya pencegahan lainnya bersama Pemprov Jatim.
Eddy Hartono juga optimistis bahwa kerja sama ini akan memberikan dampak signifikan dalam membangun ketahanan masyarakat terhadap paham-paham intoleran dan radikal.
- Penulis :
- Gian Barani