Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

DPR Soroti Kemacetan di Tanjung Priok, Minta Pelindo Benahi Sistem Pengaturan Pelabuhan

Oleh Peter Parinding
SHARE   :

DPR Soroti Kemacetan di Tanjung Priok, Minta Pelindo Benahi Sistem Pengaturan Pelabuhan
Foto: Kemacetan parah di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta Utara jadi sorotan DPR, dipicu oleh aktivitas bongkar muat tiga kapal secara bersamaan.

Pantau - Ketua Komisi V DPR RI, Lasarus, menyoroti kemacetan panjang yang terjadi di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, akibat aktivitas bongkar muat yang dinilai tidak terkelola dengan baik.

Menurutnya, kemacetan yang terjadi pada Kamis, 17 April 2025 itu mencerminkan perlunya pembenahan sistem pengaturan oleh Pelindo.

"Menurut saya ini kembali kepada pengaturan, harusnya Pelindo lebih bijak dalam mengatur ini. Menurut saya ada sistem yang harus diperbaiki oleh Pelindo ini. Di saat (gate) rusak masak harus berantakan seperti itu. Harusnya Pelindo bisa lebih profesional mengelola pelabuhan itu yang notabenenya kan sekarang hampir berada di tengah-tengah kota itu," ujar Lasarus.

Ia menilai, seharusnya aktivitas bongkar muat tiga kapal secara bersamaan dapat diatur sedemikian rupa agar tidak menyebabkan kemacetan parah di jalanan sekitar pelabuhan.

"Terkait dengan bongkar muat tiga kapal bersamaan itu kan bisa diatur. Kan dulu bisa ditumpuk di penumpukan kontainer, kan tidak harus jalanan macet. Nah ini kan keluar nggak bisa cepat juga dipaksakan keluar kan. Jadi kembali pada pengaturan kalau menurut saya," lanjutnya.

Peningkatan Aktivitas di NPCT 1 Jadi Pemicu

Pelindo sebelumnya menjelaskan bahwa kemacetan terjadi karena adanya peningkatan volume bongkar muat di terminal New Priok Container Terminal (NPCT) 1.

Executive Director Regional 2 PT Pelindo, Drajat Sulistyo, menyebut bahwa lonjakan tersebut dipicu oleh kehadiran tiga kapal besar yang bersandar secara bersamaan, yaitu MSC Adu V, Ever Balmy, dan Starship Venus.

Kapal MSC Adu V dan Ever Balmy seharusnya tiba satu minggu lebih awal, sementara Starship Venus dijadwalkan berlabuh 24 jam sebelumnya, namun ketiganya justru datang dalam waktu yang bersamaan.

Akibatnya, aktivitas bongkar muat melonjak drastis dan memperburuk kondisi lalu lintas di sekitar pelabuhan, terutama di kawasan NPCT 1.

Penulis :
Peter Parinding