Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Mensos Saifullah Yusuf Respons Polemik Soeharto Jadi Pahlawan Nasional

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

Mensos Saifullah Yusuf Respons Polemik Soeharto Jadi Pahlawan Nasional
Foto: Suara penolakan publik akan dipertimbangkan dalam proses penetapan calon Pahlawan Nasional 2025.

Pantau - Menteri Sosial Saifullah Yusuf menegaskan pihaknya akan mendengarkan suara masyarakat terkait penolakan terhadap usulan Presiden Ke-2 RI Soeharto menjadi pahlawan nasional.

Pernyataan itu disampaikannya usai menghadiri acara halalbihalal Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat di Jakarta pada Minggu (20/4/2025) malam.

“Ya tentu kami semua dengar ya. Ini bagian dari proses. Semua kami dengar, kami ikuti,” kata Saifullah Yusuf.

Ia menambahkan bahwa semua masukan dari masyarakat akan diproses dan ditindaklanjuti sesuai prosedur yang berlaku di Kementerian Sosial.

“Normatifnya juga kami lalui. Kalau kemudian ada kritik, ada saran, tentu kami dengarkan,” ujarnya menegaskan.

Sepuluh Nama Masuk Daftar Usulan Calon Pahlawan Nasional 2025

Sebelumnya, Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial Kemensos Mira Riyati Kurniasih mengungkapkan dalam pernyataan tertulis di Jakarta, Selasa (18/3), bahwa ada sepuluh nama dalam daftar usulan calon Pahlawan Nasional 2025.

Dari jumlah tersebut, empat merupakan usulan baru sementara enam lainnya adalah pengajuan kembali dari tahun-tahun sebelumnya.

“Untuk tahun 2025 sampai dengan saat ini, memang sudah ada proposal yang masuk ke kami, itu ada sepuluh. Empat pengusulan baru, dan enam adalah pengusulan kembali di tahun-tahun sebelumnya,” ujar Mira.

Tokoh-tokoh yang kembali diusulkan antara lain Abdurrahman Wahid (Jawa Timur), Soeharto (Jawa Tengah), Bisri Sansuri (Jawa Timur), Idrus bin Salim Al-Jufri (Sulawesi Tengah), Teuku Abdul Hamid Azwar (Aceh), dan Abbas Abdul Jamil (Jawa Barat).

Sementara empat nama baru yang diajukan tahun ini adalah Anak Agung Gede Anom Mudita (Bali), Deman Tende (Sulawesi Barat), Midian Sirait (Sumatera Utara), dan Yusuf Hasim (Jawa Timur).

Penulis :
Arian Mesa