
Pantau - RSUD Merah Putih Kabupaten Magelang masih merawat tujuh santri Pondok Pesantren Darussalam Gontor 5 yang menjadi korban tertimbun material dinding roboh.
Direktur RSUD Merah Putih Magelang, Leli Puspitowati, menjelaskan sebagian besar dari tujuh santri tersebut mengalami patah tulang, dan satu pasien telah menjalani operasi pada hari Sabtu.
Dari total 29 santri yang sempat dirawat sejak kejadian, 17 santri telah diperbolehkan pulang dan satu pasien dirujuk ke RS Sardjito Yogyakarta.
"Yang dirawat sampai hari ini ada tujuh orang dan yang 1 orang kita rujuk di RS Sardjito Yogyakarta dan yang lain sisanya 17 orang sudah boleh pulang, jadi tidak dirawat inap," ujar Leli.
Kondisi Korban dan Tanggung Jawab Pemerintah Daerah
Beberapa pasien yang masih dirawat mengalami cidera patah tulang di kaki dan tangan, serta satu pasien mengalami cidera kepala ringan dengan kondisi yang terus membaik.
Empat dari 29 santri korban longsor telah meninggal dunia dan jasad mereka sudah diserahkan kepada pihak keluarga.
Pemerintah Kabupaten Magelang mengambil kebijakan untuk menanggung seluruh biaya perawatan korban, termasuk bagi pasien yang tidak memiliki BPJS Kesehatan.
"Kebijakan dari pemerintah untuk pembiayaan pasien, dari total 29 itu ada yang sudah dengan BPJS aktif, tapi ada beberapa yang tidak mempunyai BPJS namun kebijakan dari bupati untuk yang tidak mempunyai BPJS nanti pembiayaannya di tanggung oleh pemerintah daerah," jelas Leli.
Peristiwa nahas tersebut terjadi pada Jumat (25/4) sekitar pukul 10.30 WIB akibat tanah longsor yang menyebabkan robohnya talud dan dinding penampungan air, menimpa kamar mandi yang saat itu dipenuhi santri yang tengah bersiap untuk sholat Jumat.
- Penulis :
- Gian Barani