Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

PLTU Nagan Raya Gunakan Sekam Padi 500 Ton per Bulan untuk Cofiring Biomassa

Oleh Balian Godfrey
SHARE   :

PLTU Nagan Raya Gunakan Sekam Padi 500 Ton per Bulan untuk Cofiring Biomassa
Foto: Sekam padi jadi energi hijau: PLTU Nagan Raya manfaatkan limbah pertanian sebagai bahan bakar campuran sejak 2021(Sumber: ANTARA/Khalis Surry).

Pantau - Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Nagan Raya di Aceh menggunakan sekitar 500 ton sekam padi per bulan sebagai bahan bakar campuran (cofiring) bersama batu bara untuk mendukung energi hijau.

Sekam padi tersebut dipasok oleh PT Kurma Karya Global, mitra PLN sejak tahun 2023, yang juga menyuplai serbuk kayu (sawdust), kulit ari kopi, cangkang sawit, dan serpihan kayu (woodchips).

Program cofiring ini berhasil mengubah pandangan masyarakat terhadap sekam padi dari limbah menjadi bahan bernilai ekonomi.

Bahan baku sekam dikumpulkan dari berbagai daerah di Aceh seperti Pidie, Banda Aceh, Aceh Besar, Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, Bener Meriah, dan Aceh Tengah.

PT Kurma mempekerjakan sekitar 50 orang untuk mengumpulkan dan mengangkut sekam padi, meski beberapa warga lainnya juga turut serta secara mandiri.

Para pekerja berasal dari latar belakang beragam, termasuk ibu rumah tangga, janda korban konflik, dan mantan inong balee GAM.

Mereka menerima upah sebesar Rp3.000 per karung sekam seberat 30 kilogram, dengan potensi penghasilan harian mencapai Rp100 ribu hingga Rp200 ribu.

Salah satu pengumpul, Rini Andriati, menyatakan bahwa pekerjaan ini membantu membiayai kebutuhan sekolah anak-anaknya.

Kontribusi Cofiring terhadap Energi Hijau dan Pengurangan Emisi

Program cofiring di PLTU Nagan Raya dimulai sejak Desember 2021 dengan jenis biomassa yang digunakan secara bertahap.

Pada tahun 2022 digunakan cangkang sawit, lalu ditambahkan sekam padi dan sawdust pada 2023, woodchips pada 2024, dan rencananya uji coba cangkang kopi dilakukan pada 2025.

Hingga saat ini, PLTU telah menghasilkan energi hijau sebesar 31.000 megawatt hour (MWh).

Cofiring mampu menggantikan 3–10 persen kebutuhan batu bara tanpa perlu modifikasi besar terhadap sistem PLTU.

Kebutuhan biomassa harian berkisar antara 100 hingga 200 metrik ton.

Volume biomassa yang digunakan per tahun mencatatkan angka 10.627 ton pada 2022, 4.373 ton pada 2023 akibat turunnya suplai cangkang sawit, naik signifikan menjadi 19.109 ton pada 2024, dan mencapai 8.393 ton hingga April 2025.

Potensi biomassa di Aceh masih sangat besar, terutama dari limbah pertanian dan industri lokal yang belum sepenuhnya dimanfaatkan.

Penulis :
Balian Godfrey