Pantau - Kementerian Kehutanan (Kemenhut) bekerja sama dengan asosiasi e-commerce guna mencegah maraknya perdagangan ilegal tumbuhan dan satwa liar (TSL) dilindungi secara daring.
Sekretaris Dirjen Penegakan Hukum Kehutanan (Gakkumhut), Lukita Awang, menyatakan bahwa kerja sama ini meliputi proses identifikasi dan profiling terhadap pelaku perdagangan ilegal di platform digital.
Kemenhut juga telah melakukan sosialisasi kepada pelaku e-commerce agar tidak memberikan ruang terhadap praktik jual beli satwa dilindungi secara ilegal.
Modus Daring dan Perdagangan Bagian Tubuh Satwa Meningkat
Direktur Penindakan Pidana Kehutanan Ditjen Gakkumhut, Rudianto Saragih Napitu, mengungkap bahwa pelaku saat ini kerap memperdagangkan bagian tubuh satwa seperti kepala orang utan, kepala monyet ekor panjang, dan sisik trenggiling.
Barang-barang tersebut dikirim ke luar negeri, termasuk ke Amerika Serikat.
Data investigasi menunjukkan telah terjadi 130 kali pengiriman bagian tubuh satwa dilindungi ke berbagai negara.
Selain modus daring, perdagangan satwa hidup dilakukan secara lebih tertutup dengan jalur distribusi yang berpindah-pindah dan melibatkan moda transportasi berbeda.
Penindakan Gabungan dan Kasus Lintas Negara
Pada 14 April 2025, dalam operasi gabungan bersama Mabes Polri, Ditjen Gakkumhut berhasil menyita 165 kilogram trenggiling dari dua lokasi berbeda.
Penindakan ini merupakan bagian dari aksi nasional pemberantasan kejahatan TSL.
Dalam skala internasional, penindakan dilakukan di Bandara Sam Ratulangi, Manado, terhadap warga negara China berinisial BQ (45) yang kedapatan menyelundupkan 12 taring harimau, 20 kantong empedu, dan sejumlah cula badak.
Sementara itu, dari Sukabumi, Ditjen Gakkum Kehutanan menggagalkan perdagangan online 94 spesimen kerangka satwa liar dari dua tersangka, BH (32) dan NJ (23).
Keduanya diketahui telah melakukan 130 transaksi penyelundupan satwa ke berbagai negara seperti Amerika Serikat, Kanada, Taiwan, Inggris, dan Belgia sepanjang tahun 2024 hingga 2025.
- Penulis :
- Balian Godfrey
