Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Mendukbangga Wihaji Dorong Budaya Kerja Kolaboratif dan Program Quick Wins BKKBN

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

Mendukbangga Wihaji Dorong Budaya Kerja Kolaboratif dan Program Quick Wins BKKBN
Foto: Mendukbangga/Kepala BKKBN Wihaji menanam pohon beringin saat mengunjungi Kantor Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur (sumber: Kemendukbangga/BKKBN)

Pantau - Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga) sekaligus Kepala BKKBN, Wihaji, menekankan pentingnya perubahan budaya kerja yang lebih kolaboratif dalam pengendalian penduduk untuk mencegah krisis demografi seperti yang dialami sejumlah negara maju.

Dalam keterangan resmi yang disampaikan di Jakarta pada Rabu, Wihaji mengatakan bahwa pengendalian penduduk tidak semata soal jumlah, namun juga menyangkut peningkatan kualitas hidup masyarakat.

"Kita tidak hanya bicara pengendalian penduduk, tapi bagaimana penduduk tumbuh seimbang dan kualitas hidup meningkat. Jangan sampai kita menghadapi krisis demografi seperti negara-negara maju," ujar Wihaji.

Pernyataan tersebut disampaikan dalam kunjungannya ke Kantor Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur di Surabaya pada Selasa (6/5).

Apresiasi untuk Pegawai Lapangan dan Lima Program Quick Wins

Dalam kunjungan tersebut, Wihaji juga melakukan dialog bersama pegawai dan menandatangani prasasti Ruang Terbuka Hijau sebagai bentuk komitmen terhadap pelestarian lingkungan.

Ia menyampaikan apresiasinya kepada para pegawai yang menjalankan berbagai program prioritas atau quick wins yang menyentuh langsung persoalan keluarga di masyarakat.

"Terima kasih bapak ibu yang punya tugas luar biasa di lini lapangan untuk mengerjakan lima quick wins kita. Kinerja teman-teman adalah kunci keberhasilan," katanya.

Lima program quick wins yang dimaksud meliputi Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting), Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI), Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya), AI SuperApp berbasis keluarga, serta Lansia Berdaya.

Selain itu, Wihaji menekankan pentingnya komunikasi dalam keluarga, khususnya di era digital.

"Kita harus aktif membangun komunikasi di rumah. Jangan sampai anak-anak lebih akrab dengan gawai daripada orang tuanya," tegasnya.

Ia juga menanam pohon beringin sebagai simbol pelestarian lingkungan dan perlindungan keluarga.

"Pohon beringin ini bukan hanya pohon, tapi simbol naungan, perlindungan, dan keseimbangan. Kita ingin Kemendukbangga/BKKBN menjadi naungan yang teduh bagi keluarga-keluarga Indonesia."

Wihaji menambahkan bahwa penyelesaian persoalan dalam keluarga akan berdampak signifikan terhadap berbagai masalah sosial dan ekonomi yang lebih luas.

"Menjadi pekerjaan rumah kita untuk memastikan bagaimana keluarga berencana itu berjalan, di mana terdapat tiga indikator yaitu mandiri, tenteram, dan bahagia," katanya.

Ia optimistis pendekatan yang menyentuh akar persoalan akan meningkatkan dampak nyata program BKKBN.

"Mari kita bangun budaya baru, yang lebih adaptif, partisipatif, dan fokus pada dampak. Kualitas hidup masyarakat adalah tujuan utama kita," tutupnya.

Penulis :
Arian Mesa