
Pantau - Asian Development Bank (ADB) mendorong negara-negara di kawasan Asia dan Pasifik untuk memperkecil kesenjangan digital sebagai upaya mengurangi ketimpangan ekonomi yang masih tinggi.
Menurut Kepala Ekonom ADB Albert Park, digitalisasi yang inklusif dan berkelanjutan tidak hanya meningkatkan produktivitas dan inovasi, tetapi juga menjadi solusi dalam mengurangi kesenjangan ekonomi di kawasan.
Pernyataan tersebut merujuk pada laporan Asian Development Policy Report 2025: Memanfaatkan Transformasi Digital untuk Kebaikan yang dirilis pada Selasa, 6 Mei 2025.
Transformasi Digital untuk Kebaikan dan Pembangunan Inklusif
Laporan ADB menekankan pentingnya menutup kesenjangan digital dalam tiga aspek utama: infrastruktur, akses, dan keterampilan.
Digitalisasi dinilai mampu memperluas akses terhadap layanan dasar seperti keuangan dan pendidikan, serta membantu pelaku usaha kecil mengatasi hambatan pembiayaan dan jaringan usaha.
Transformasi digital juga dapat memperkuat pembangunan rendah karbon dan ketahanan terhadap bencana, seperti melalui pemodelan risiko iklim dan pengembangan tanaman tahan cuaca ekstrem.
Rekomendasi Strategis dan Tantangan Ketimpangan
ADB merekomendasikan agar negara-negara di kawasan mengadopsi strategi digital nasional yang menekankan inklusi dan keberlanjutan, serta melibatkan sektor swasta, organisasi masyarakat sipil, dan komunitas lokal maupun internasional.
Namun, meski perkembangan digital berlangsung pesat, manfaatnya belum merata. Akses internet di wilayah perkotaan masih 13 persen lebih tinggi dibanding pedesaan, dengan kecepatan unduh 38 persen lebih cepat.
Banyak negara juga masih tertinggal dalam hal keterampilan digital dan inklusi digital.
Ketimpangan ekonomi tetap tinggi, ditunjukkan dengan peningkatan koefisien Gini sebesar 6 persen di negara-negara Asia berkembang sejak 1990, serta data pada 2024 yang menunjukkan 18,9 persen populasi hidup dengan pendapatan di bawah 3,65 dolar AS per hari.
“Transformasi digital yang cepat menempatkan kawasan ini pada posisi yang tepat untuk memetik manfaat besar jika kebijakan diarahkan secara inklusif,” kata Albert Park.
ADB sendiri merupakan lembaga keuangan multilateral yang didirikan pada 1966, dengan 69 negara anggota, 50 di antaranya dari Asia dan Pasifik.
- Penulis :
- Balian Godfrey