
Pantau - Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Serasan di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, didorong untuk menjadi simpul baru pertumbuhan ekonomi di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia, seiring penguatan fungsi strategis kawasan perbatasan sebagai beranda terdepan negara.
Kepala PLBN Serasan, Wendriady, menegaskan bahwa peran PLBN tidak boleh dipersempit hanya sebagai pintu keluar masuk antarnegara, melainkan juga sebagai pusat pelayanan masyarakat, pusat pertumbuhan ekonomi lokal, serta simbol kehadiran negara di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, terluar).
Ia menyatakan bahwa wilayah perbatasan bukanlah halaman belakang, tetapi wajah depan Indonesia yang harus diprioritaskan pembangunannya oleh seluruh pemangku kebijakan.
Kawasan Serasan Punya Potensi Besar, Perlu Sinergi Lintas Sektor
Kawasan Serasan dinilai memiliki potensi besar di sektor perikanan, perdagangan, dan pariwisata, yang dapat menjadi penggerak utama ekonomi lokal.
Wendriady menekankan pentingnya sinergi lintas sektor dalam pembangunan infrastruktur pendukung, pelayanan optimal, serta pemberdayaan masyarakat untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Ia juga menggarisbawahi perlunya pengawasan ketat terhadap aktivitas lintas batas agar tetap dalam koridor hukum dan kedaulatan negara.
Sekretaris Komisi I DPRD Kabupaten Natuna, M. Erimuddin, turut meminta pemerintah pusat agar merespons cepat kebutuhan pembangunan di perbatasan, khususnya dengan mendukung fungsi PLBN yang sudah berjalan secara optimal.
Ia menyayangkan jika PLBN Serasan hanya dimanfaatkan sebatas perdagangan internasional tanpa penguatan ekonomi lokal dan pengembangan sumber daya manusia di sekitarnya.
Menurut Erimuddin, penguatan PLBN harus disertai strategi peningkatan kualitas SDM dan pengembangan ekonomi berbasis potensi lokal guna memperkuat ketahanan nasional dari wilayah pinggiran.
Dengan dukungan lintas kementerian, pemerintah daerah, dan masyarakat, PLBN Serasan yang dikelola oleh Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) RI diharapkan menjadi pusat aktivitas ekonomi, sosial, dan simbol kedaulatan Indonesia di wilayah perbatasan.
- Penulis :
- Gian Barani