Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

APTI Desak Pemerintah Kaji Ulang Cukai Rokok Demi Selamatkan Petani Tembakau

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

APTI Desak Pemerintah Kaji Ulang Cukai Rokok Demi Selamatkan Petani Tembakau
Foto: Ilustrasi - kertas cukai rokok (sumber: bea cukai)

Pantau - Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) meminta pemerintah untuk mengkaji ulang kebijakan cukai rokok yang dianggap terlalu tinggi dan merugikan, terutama di tengah kondisi ekonomi nasional yang belum pulih.

Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional (DPN) APTI, Agus Parmuji, menegaskan bahwa kebijakan cukai memiliki pengaruh besar terhadap keberlangsungan industri kretek nasional, yang kini terancam mengalami kemunduran.

Agus menilai dampak dari kebijakan cukai dirasakan secara luas, terutama oleh para petani tembakau dan cengkeh yang terganggu mata pencahariannya akibat tekanan kebijakan fiskal tersebut.

"Kebijakan cukai yang eksesif, negara bisa kehilangan penerimaan cukai sekitar 10 persen dari total APBN, yang sebenarnya bisa menjadi sumber pendanaan program pemerintah," ungkap Agus.

Saat ini tercatat ada sekitar tiga juta petani tembakau yang menggantungkan harapan kepada Presiden terpilih, Prabowo Subianto, untuk menghadirkan perlindungan terhadap sektor strategis ini.

Visi Presiden Prabowo dinilai sejalan dengan upaya mempertahankan kedaulatan ekonomi, sosial, dan budaya para petani dari intervensi kebijakan asing yang dianggap sebagai proxy war.

Legislator dan Kepala Daerah Soroti Dampak Kebijakan Cukai

Anggota Komisi XI DPR RI, Eric Hermawan, menambahkan bahwa kebijakan tarif cukai rokok yang terus meningkat selama beberapa tahun terakhir telah menimbulkan multiplier effect negatif baik di sektor hulu maupun hilir industri tembakau.

"Pemerintah selama ini hanya memikirkan target penerimaan tanpa mempertimbangkan dampak kenaikan cukai rokok," tegas Eric.

Ia menekankan bahwa kebijakan fiskal ini perlu segera dikoreksi agar pertumbuhan industri tembakau dapat kembali meningkat dan memberikan dampak positif secara menyeluruh.

"Bahwa kebijakan cukai hasil tembakau ini perlu dikaji ulang," tambahnya.

Eric juga menyoroti pentingnya stabilitas dalam kebijakan fiskal, agar pelaku industri dan petani memiliki kepastian dalam menjalankan usaha.

Senada, Bupati Temanggung, Jawa Tengah, Agus Setyawan, mengatakan bahwa tembakau masih menjadi sektor andalan perekonomian daerahnya dan memberikan dampak ekonomi yang besar.

Menurutnya, regulasi pertembakauan saat ini telah menyebabkan penurunan daya beli masyarakat terhadap produk rokok.

Ia juga menyampaikan bahwa kondisi pabrikan rokok saat ini belum stabil akibat tekanan kenaikan cukai yang menyebabkan turunnya permintaan pasar.

Akibat dari penurunan daya beli tersebut, pabrikan rokok mengurangi penyerapan bahan baku dari petani tembakau.

"Posisi tawar tembakau kita masih belum baik-baik saja. Padahal bahan baku tembakau hanya bisa diserap oleh pabrikan rokok," tutup Agus.

Penulis :
Arian Mesa