
Pantau - Ketua Komisi I DPR RI, Utut Adianto, menyatakan pihaknya akan segera memanggil jajaran TNI untuk memberikan penjelasan terkait insiden ledakan saat pemusnahan amunisi di Garut, Jawa Barat, yang menewaskan 13 orang.
Insiden tragis ini menyebabkan 4 anggota TNI dan 9 warga sipil meninggal dunia, serta mengundang perhatian serius Komisi I DPR RI dalam konteks kemanusiaan dan strategi pertahanan nasional.
Fokus Evaluasi Prosedur dan Pemanggilan Pimpinan TNI
Komisi I akan mengundang Panglima TNI, Pangdam, Danrem, serta komandan lapangan yang terlibat langsung dalam kegiatan tersebut untuk memberikan klarifikasi menyeluruh.
Meski tanggal pemanggilan belum ditentukan, Utut menegaskan akan dilakukan secepat mungkin dan diharapkan sebelum masa sidang DPR berakhir.
Menurut Utut, insiden seperti ini telah terjadi sebanyak enam kali dan diharapkan kejadian di Garut menjadi yang terakhir, dengan penekanan pada pentingnya evaluasi dan perbaikan prosedur.
Utut juga menegaskan bahwa Komisi I tidak berfokus pada mencari kesalahan, melainkan mendorong perbaikan agar kejadian serupa tidak kembali terulang.
Komisi I secara khusus akan meminta penjelasan langsung dari Kepala Staf Angkatan Darat dan Pangdam Siliwangi.
Kronologi Ledakan dan Pernyataan Resmi TNI AD
Ledakan terjadi saat TNI AD melakukan pemusnahan amunisi milik Gudang Pusat Amunisi III Pusat Peralatan TNI AD di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada Senin (12/5/2025) pukul 09.30 WIB.
Kepala Dinas Penerangan TNI AD, Brigjen TNI Wahyu Yudhayana, menjelaskan bahwa kegiatan dimulai dengan pengecekan lokasi dan personel yang dinyatakan aman.
Dua lubang pertama yang digunakan untuk peledakan amunisi berjalan sempurna dan aman.
Namun, ledakan terjadi saat tim menyusun sisa detonator ke dalam lubang ketiga untuk dimusnahkan.
Komisi I berharap seluruh prosedur pemusnahan amunisi ke depan dilakukan secara proper dan sesuai protokol keamanan yang ketat.
- Penulis :
- Balian Godfrey