
Pantau - Wakil Ketua MPR RI dari Fraksi PAN, Eddy Soeparno, mengadakan pertemuan virtual dengan jajaran pejabat Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang (METI) untuk membahas peluang kerja sama strategis dalam pengembangan teknologi Carbon Capture and Storage (CCS) dan penguatan sistem perdagangan karbon lintas negara.
Pertemuan ini dihadiri oleh Dirjen Sumber Daya Alam METI Jepang, Wakuda Hajime, Direktur Internasional Strategi International Sumber Daya Energi, Yaguchi Mai, serta sejumlah pejabat lainnya.
CCS Jadi Solusi Strategis Transisi Energi
Eddy menegaskan bahwa pertemuan ini merupakan bagian dari komitmen Indonesia dalam memperkuat kolaborasi internasional guna mencapai target Net Zero Emissions pada tahun 2060.
“Transisi menuju ekonomi hijau tidak cukup hanya mengandalkan pendekatan konvensional seperti efisiensi energi dan peningkatan bauran energi terbarukan. Diperlukan lompatan inovatif, salah satunya melalui adopsi teknologi CCS,” ujarnya.
Menurut Eddy, CCS menjadi pilihan strategis dalam mendorong bisnis rendah karbon, khususnya di sektor industri berat seperti semen, baja, dan pembangkit listrik berbasis batu bara.
“Teknologi ini memberikan harapan bagi transisi yang adil, tanpa harus mengorbankan stabilitas energi atau pertumbuhan ekonomi,” tambahnya.
Perdagangan Karbon dan Inklusivitas Kebijakan Iklim
Eddy juga menyoroti pentingnya pengembangan sistem perdagangan karbon sebagai instrumen ekonomi yang dapat mendorong perubahan perilaku industri.
“Kita tengah menyempurnakan aturan tentang perdagangan karbon untuk memaksimalkan nilai ekonomi karbon dan volume perdagangannya. Revisi aturan ini tengah dinantikan pelaku usaha karbon baik dalam maupun luar negeri,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa transisi energi harus berlangsung secara inklusif dan adil, dengan manfaat nyata bagi masyarakat luas.
“Transisi ini harus membuka lapangan kerja hijau, memberdayakan UMKM, serta memperkuat kedaulatan energi nasional. Kita harus memastikan bahwa tidak ada yang tertinggal,” ucap Eddy.
Ia juga menekankan pentingnya kerja sama internasional seperti dengan Jepang dalam membangun kapasitas SDM, transfer teknologi, dan pengembangan regulasi yang berpihak pada pembangunan berkelanjutan.
Jepang Siap Perluas Kerja Sama Rendah Karbon
Eddy menyebut Jepang sebagai mitra strategis Indonesia karena pengalamannya dalam membangun ekosistem industri hijau dan teknologi bersih.
“Jepang telah menjadi mitra penting Indonesia dalam banyak hal. Kami terus mengkaji peluang untuk memperluas kerja sama ke arah pembangunan rendah karbon yang lebih konkret dan terukur serta dituangkan dalam kesepakatan legal-formal,” jelasnya.
Pihak METI Jepang menyambut positif inisiatif kerja sama ini dan menyatakan kesiapan untuk melanjutkan diskusi serta dialog terbuka.
Kedua belah pihak sepakat pentingnya pertukaran informasi tentang perkembangan sektor CCS, regulasi terkait, serta pertumbuhan bisnis rendah karbon di masa depan.
Di akhir pertemuan, Eddy menegaskan bahwa kerja sama lintas negara dan sektor sangat penting dalam menghadapi krisis iklim global.
“Masa depan kita bergantung pada seberapa cepat dan seberapa serius kita mengambil langkah konkret bersama. Kerja sama seperti ini menjadi fondasi penting menuju masa depan yang lebih berkelanjutan, adil, dan berpihak pada generasi mendatang,” tutupnya.
- Penulis :
- Balian Godfrey