Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Kemenparekraf Dorong Kolaborasi Hexahelix untuk Perkuat Industri Batik Jawa Barat

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

Kemenparekraf Dorong Kolaborasi Hexahelix untuk Perkuat Industri Batik Jawa Barat
Foto: Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf) dukung inovasi Batik Jawa Barat dengan fasilitas kolaborasi dan pelindungan kekayaan intelektual, Jakarta (sumber: Kementerian Ekonomi Kreatif)

Pantau - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyatakan kesiapan menjembatani kolaborasi hexahelix antara asosiasi, pemerintah, sektor swasta, akademisi, lembaga keuangan, dan komunitas dalam upaya mengatasi tantangan yang dihadapi para perajin batik di Jawa Barat.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Teuku Riefky menyampaikan komitmen tersebut saat menerima audiensi dari Yayasan Batik Jawa Barat (YBJB) di Autograph Tower, Thamrin Nine, Jakarta, pada Kamis (15/5).

"Kami tak ingin seni tradisi tergeser oleh tren semata. Justru lewat kolaborasi, potensi besar seperti batik dapat terus tumbuh dan membuka lapangan kerja berkualitas bagi generasi muda," ujar Riefky.

Fasilitasi Kekayaan Intelektual dan Tantangan Perajin

Dalam pertemuan tersebut, Kemenparekraf menyoroti tantangan utama yang dihadapi para perajin batik di Jawa Barat, antara lain akses pembiayaan, minimnya regenerasi perajin, dan kesulitan promosi.

Sebagai bagian dari solusi, Riefky memaparkan upaya pengembangan ekosistem ekonomi kreatif, termasuk fasilitasi pendaftaran dan pencatatan Kekayaan Intelektual (KI), seperti merek.

Untuk pendaftaran merek, tersedia dua skema biaya: Rp1.800.000 untuk skema umum dan Rp500.000 untuk pelaku Usaha Mikro dan Kecil (UMK), yang dibayarkan sebagai Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) di Kementerian Hukum dan HAM.

Pelaku UMK yang ingin mengakses skema khusus tersebut wajib melampirkan Surat Rekomendasi UMK dari instansi terkait seperti Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, dan Kemenparekraf, serta dinas-dinas terkait di tingkat daerah.

"Dengan adanya keringanan biaya pendaftaran merek untuk pelaku UMK, diharapkan dapat mendorong lebih banyak pelaku ekraf melindungi kekayaan intelektual produk mereka," tambah Riefky.

Peserta fasilitasi KI dari Kemenparekraf harus terlebih dahulu mengikuti kegiatan sosialisasi, dan bantuan yang diberikan mencakup biaya dan proses administratif pendaftaran.

Komitmen YBJB dan Peran Kolaboratif

Ketua YBJB, Sendy Ramania Wurandani, mengungkapkan bahwa organisasinya telah berdiri sejak 2008 dengan misi menjaga keberlangsungan batik Jawa Barat, serta kini menaungi lebih dari 4.000 perajin di berbagai wilayah.

"Salah satu inovasi yang dikembangkan adalah pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) dalam proses desain, dengan tetap mempertahankan teknik tradisional canting," jelas Sendy.

Ketua Harian YBJB, Komarudin Kudiya, menambahkan bahwa para perajin yang tergabung di YBJB memiliki latar belakang beragam, dari generasi muda yang baru belajar hingga pelaku usaha berpengalaman yang telah memanfaatkan e-commerce dan memiliki showroom mandiri.

Deputi Bidang Kreativitas Budaya dan Desain, Yuke Sri Rahayu, menekankan pentingnya kerja sama dengan asosiasi seperti YBJB untuk mengidentifikasi upaya strategis dalam rantai nilai industri kreatif.

Sebagai contoh keberhasilan, ia menyebut sepatu Aerostreet yang berhasil mengkomersialisasikan Kekayaan Intelektual melalui pemanfaatan lima motif wastra nasional, sebagai bentuk nyata bahwa industri kreatif bisa menjadi The New Engine of Growth.

Penulis :
Arian Mesa