
Pantau - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) meluncurkan tiga program kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan guna memperkuat industri farmasi nasional dan mendorong kemandirian obat di Indonesia.
Kepala BPOM, Taruna Ikrar, menegaskan bahwa obat merupakan kebutuhan dasar yang tidak bisa ditawar dan menjadi bagian penting dari ketahanan nasional.
"Jadi mungkin kalau cuma persoalan makanan orang masih bisa tarik ulur seperti sekarang kan, tapi kalau persoalan obat tidak bisa kita tarik ulur karena itu dibutuhkan oleh masyarakat. Kita kita tidak ingin banyak rumah sakit yang mengalami krisis obat dan setelah itu banyak pasien-pasien dan masyarakat kita yang meninggal kalau diblok", ujarnya.
Tantangan Kemandirian Obat Semakin Kompleks
Taruna menyampaikan bahwa tantangan dalam mencapai kemandirian obat akan semakin besar seiring pertambahan populasi Indonesia yang mendekati angka 5 juta kelahiran anak per tahun.
Selain itu, kebutuhan obat dan pangan akan terus meningkat akibat kemunculan penyakit baru, perubahan iklim, dan dinamika sistem perdagangan global.
Ia mengungkapkan bahwa saat ini lebih dari 90 persen bahan baku obat di Indonesia masih bergantung pada impor.
Melalui berbagai inisiatif dan kolaborasi yang dijalankan, diharapkan ketergantungan terhadap bahan baku impor dapat dikurangi secara bertahap.
Langkah Nyata Lewat Percepatan Perizinan dan Program Bersama
BPOM juga mengambil langkah percepatan dalam proses perizinan seperti izin edar, sertifikat cara pembuatan obat, dan pelaksanaan uji klinis.
Proses percepatan ini dilakukan dengan metode jemput bola, tanpa mengurangi standar kualitas, keamanan, dan efikasi obat.
Adapun tiga program kolaborasi yang diluncurkan BPOM meliputi Program Joint Audit Pemasok bersama GP Farmasi Indonesia, Program Kolaborasi Gebrakan Akselerasi Perizinan Uji Klinik (Sigap Klinik), serta Program Pengembangan Kompetensi Apoteker bersama Ikatan Apoteker Indonesia (IAI).
Taruna menekankan bahwa kolaborasi dan peningkatan kompetensi para pelaku industri merupakan kunci utama dalam menghadapi tantangan global dan mewujudkan kemandirian obat nasional.
- Penulis :
- Balian Godfrey