Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Rupiah Menguat Jadi Rp16.412 per Dolar AS di Awal Perdagangan Rabu, Sentimen Global Masih Jadi Penggerak Utama

Oleh Balian Godfrey
SHARE   :

Rupiah Menguat Jadi Rp16.412 per Dolar AS di Awal Perdagangan Rabu, Sentimen Global Masih Jadi Penggerak Utama
Foto: Rupiah menguat tipis ke Rp16.412 per dolar AS, pasar cermati sentimen global dan kebijakan suku bunga The Fed.(Sumber: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/bar/aa.)

Pantau - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dibuka menguat tipis pada awal sesi perdagangan hari Rabu, 21 Mei 2025.

Penguatan rupiah tercatat sebesar 1 poin atau setara dengan 0,01 persen, dari posisi sebelumnya di level Rp16.413 menjadi Rp16.412 per dolar AS.

Meski pergerakannya cenderung datar, penguatan ini menunjukkan respons pasar yang masih relatif positif terhadap perkembangan global dan domestik.

Stabilitas Terjaga di Tengah Ketidakpastian Global

Pergerakan rupiah yang stabil di kisaran Rp16.400-an per dolar AS menandakan bahwa pelaku pasar tengah mencermati sejumlah faktor eksternal, seperti arah kebijakan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve), data inflasi global, serta kondisi geopolitik yang masih dinamis.

Selain itu, ketahanan fundamental ekonomi Indonesia dan komitmen pemerintah terhadap stabilitas fiskal dan moneter turut memberi dukungan terhadap nilai tukar.

Bank Indonesia diperkirakan tetap waspada terhadap volatilitas pasar dan akan terus menjaga stabilitas rupiah melalui kebijakan moneter yang hati-hati.

Investor Cermati Rilis Data Ekonomi AS dan Arah Investasi Portofolio

Pasar keuangan juga menantikan rilis data ekonomi Amerika Serikat, termasuk angka inflasi dan klaim pengangguran, yang dapat memberikan sinyal terkait kemungkinan arah kebijakan The Fed.

Jika inflasi AS tetap tinggi, potensi kenaikan suku bunga lanjutan bisa kembali menguatkan dolar AS dan menekan mata uang negara berkembang, termasuk rupiah.

Namun untuk saat ini, rupiah menunjukkan daya tahan di tengah tekanan eksternal yang belum sepenuhnya mereda.

Penguatan ini, meski terbatas, menjadi sinyal positif bagi investor yang menempatkan dananya dalam aset berdenominasi rupiah, terutama obligasi dan pasar saham Indonesia.

Penulis :
Balian Godfrey