
Pantau - Guru Besar UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Bambang Qomaruzzaman, menyatakan bahwa pendidikan agama yang moderat merupakan kunci penting dalam membangkitkan semangat nasionalisme di era digital yang penuh tantangan ideologis.
Menurutnya, pendidikan agama moderat bertujuan membangun semangat kebangsaan serta melindungi generasi muda dari radikalisme dan intoleransi.
Moderasi beragama dipandang sebagai solusi strategis untuk menangkal ideologi transnasional yang berpotensi merusak nasionalisme anak bangsa.
Tantangan Zaman dan Kebutuhan Adaptasi dalam Pendidikan Agama
Bambang menegaskan bahwa pendidikan agama moderat tidak mengubah ajaran agama, melainkan cara beragama agar lebih terbuka dan bisa diterima di ruang publik.
Beragama secara moderat berarti menerima keberagaman sebagai modal hidup bersama dan menjadikannya kekuatan untuk mempererat solidaritas nasional.
Ia menyoroti bahwa pendidikan agama saat ini kerap kehilangan konteks dan relevansi karena lebih banyak mengajarkan nilai-nilai spiritual secara tekstual, tanpa keterkaitan dengan isu sosial nyata di masyarakat.
Kondisi ini membuat generasi muda merasa pendidikan agama tidak relevan dengan kehidupan mereka.
Karena itu, Bambang mendorong para pendidik dan pemuka agama untuk beradaptasi dengan zaman dan menyampaikan materi agama secara kontekstual agar diterima generasi masa kini.
"Beragama bukan hanya persiapan untuk mati, melainkan juga untuk hidup lebih baik di tengah masyarakat," tegas Bambang yang juga menjabat sebagai Ketua Lakpesdam NU Jawa Barat.
Ia menekankan bahwa eksklusivisme dalam beragama lahir dari rasa curiga, dan hidup bersama dalam perbedaan serta toleransi adalah cara ampuh untuk menghapus sikap eksklusif.
Jika generasi muda memiliki semangat beragama yang moderat, maka akan tumbuh pula kesadaran untuk menjaga persatuan dan kerja sama nasional.
Bambang mengingatkan bahwa kebangkitan nasional terjadi ketika bangsa bersatu melawan kolonialisme, dan kini bangsa Indonesia perlu menyadari bahwa tantangan seperti intoleransi, radikalisme, dan terorisme adalah ancaman bersama.
Sayangnya, masyarakat belum sepenuhnya terpanggil untuk menghadapi tantangan tersebut secara kolektif.
Karena itu, pendidikan agama moderat sangat diperlukan untuk membangun kebangkitan nasional kedua melalui kehidupan lintas agama yang harmonis.
- Penulis :
- Balian Godfrey