
Pantau - Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) menegaskan komitmennya dalam mendukung pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk mengembangkan produk-produk berbahan baku sawit yang bernilai ekonomi tinggi.
Kepala Divisi UKMK BPDP, Helmi Muhansyah, menjelaskan bahwa sekitar 80 persen produk yang digunakan masyarakat mengandung unsur sawit, mencakup produk perawatan tubuh, makanan, hingga bahan bakar nabati.
Menurutnya, beragam inovasi turunan sawit kini telah dipasarkan secara luas, yang berpotensi memperkuat UKM baik dalam aspek produksi maupun pemasaran.
"BPDP akan memberikan dukungan kepada pelaku UKM termasuk di Madiun untuk mengembangkan produk-produknya".
Ragam Produk dan Kontribusi Sawit bagi Ekonomi Nasional
Helmi menyebutkan bahwa BPDP telah mendukung berbagai produk inovasi UKM berbasis sawit seperti tas, batik, kerajinan lidi, makanan olahan, kosmetik, hingga hand sanitizer.
BPDP juga secara aktif mempromosikan pengembangan produk UKM sawit di seluruh wilayah Indonesia.
Dari sisi ekonomi, sawit memiliki kontribusi besar terhadap devisa negara. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024, industri sawit menyumbang sekitar 20 miliar dolar AS terhadap devisa nasional.
Program strategis seperti B40 turut membantu mengurangi ketergantungan pada impor bahan bakar dengan menyediakan alternatif energi berbasis sawit.
Pendanaan BPDP yang bersumber dari pungutan ekspor perusahaan sawit digunakan untuk program-program penting, seperti promosi sawit, peremajaan sawit rakyat, riset, bahan bakar nabati, dan beasiswa mahasiswa yang fokus meneliti sawit.
Peran Pendidikan dan Workshop dalam Dorong Inovasi UKM
Rektor Universitas Merdeka Madiun, Luluk Sulistiyo Budi, menyatakan bahwa kelapa sawit memiliki banyak produk turunan bernilai tinggi di sektor pangan dan non-pangan.
Untuk sektor pangan, sawit dapat diolah menjadi margarin, shortening, dan berbagai bahan makanan.
Sementara di sektor non-pangan, sawit digunakan dalam pembuatan kosmetik, sabun, detergen, obat-obatan, hingga plastik biodegradable yang ramah lingkungan.
Luluk mendorong pelaku usaha kecil untuk tidak hanya berperan sebagai pemasar, tetapi juga memproduksi langsung produk-produk turunan sawit.
"Produk sawit tidak hanya prospektif, tapi juga solutif untuk pengembangan industri lokal".
Dalam rangka memperluas jangkauan produk turunan sawit, BPDP berkolaborasi dengan Majalah Sawit Indonesia melalui kegiatan Workshop Temu UKMK dan Promosi Sawit Baik 2025.
Ketua pelaksana kegiatan, Qayuum Amri, menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan memperkenalkan ragam produk sawit yang bisa dimanfaatkan oleh pelaku UKM di berbagai daerah.
"Adanya workshop ini, kami harapkan pelaku UKM tetap menggunakan ragam turunan sawit seperti minyak goreng, margarin, dan lainnya untuk produk mereka. Selain itu, kami perkenalkan juga kerajinan batik sawit".
- Penulis :
- Arian Mesa