HOME  ⁄  Nasional

Lima Kasus Sejak 2024: Perambahan Liar Picu Konflik Harimau-Manusia di TNBBS

Oleh Balian Godfrey
SHARE   :

Lima Kasus Sejak 2024: Perambahan Liar Picu Konflik Harimau-Manusia di TNBBS
Foto: Konflik harimau dan manusia di Lampung Barat sebabkan korban jiwa, perambahan hutan disorot(Sumber: ANTARA/HO-Humas Polres Lampung Barat)

Pantau - Seorang warga asal Jawa Tengah ditemukan tewas mengenaskan akibat serangan harimau sumatera di kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), Lampung Barat, Selasa, 27 Mei 2025. Ini menjadi kasus kelima konflik satwa dan manusia yang terjadi di kawasan tersebut sejak Februari 2024.

Harimau Serang Perambah Ilegal, Satu Tewas

Korban bernama Sudarso (59), perambah ilegal asal Grobogan, Jawa Tengah, ditemukan dalam kondisi tidak utuh di semak-semak sekitar 50 meter dari gubuk miliknya.

"Jasad korban ditemukan warga dalam kondisi mengenaskan di semak-semak sekitar 50 meter dari gubuk tempat tinggalnya di Pekon Sukadamai, Kecamatan Air Hitam, Lampung Barat. Dari tubuh korban, hanya bagian kepala yang tersisa. Identitas Sudarso dikenali dari potongan pakaian yang ia kenakan," jelas pihak Balai Besar TNBBS.

Lokasi insiden berada di zona rehabilitasi kawasan konservasi, yang seharusnya tidak boleh dihuni atau diolah untuk aktivitas pribadi.

Perambahan Lahan Jadi Pemicu Konflik

Kepala Balai Besar TNBBS, Hifzon Zawahiri, menegaskan bahwa konflik tersebut terjadi akibat aktivitas perambahan hutan yang semakin mempersempit ruang hidup satwa liar.

"Setiap pembukaan lahan ilegal mempersempit ruang hidup satwa liar dan meningkatkan risiko interaksi yang berbahaya. Ini bukan lagi sekadar pelanggaran hukum, tapi juga ancaman nyata bagi keselamatan manusia," ujarnya.

Sejak awal 2024, tercatat lima kasus konflik harimau dan manusia di wilayah Lampung Barat, yang menyebabkan empat orang meninggal dunia dan satu lainnya luka-luka.

Mitigasi dan Desakan Masyarakat

Menanggapi kejadian ini, Balai Besar TNBBS memperkuat upaya mitigasi melalui patroli intensif, pemasangan camera trap untuk memantau pergerakan satwa, serta peningkatan edukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga kawasan konservasi.

Masyarakat sekitar pun mulai menyuarakan keresahan dan mendesak pengawasan yang lebih ketat terhadap aktivitas perambahan.

Warga menilai pembiaran terhadap perambahan hanya akan memperbesar potensi konflik serupa di masa mendatang.

Penulis :
Balian Godfrey
Editor :
Tria Dianti