
Pantau - Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Polri menerapkan standar keamanan pangan yang ketat dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG), sebagai bentuk dukungan terhadap kebijakan pemerintah dalam meningkatkan gizi masyarakat.
Penerapan standar ini mencakup seluruh proses mulai dari penyediaan bahan baku, pengolahan, hingga pendistribusian makanan, dengan komitmen untuk menjamin keamanan, kebersihan, dan ramah lingkungan sesuai standar nasional.
"Sebagai bentuk dukungan terhadap program MBG yang dicanangkan pemerintah, Polri telah membangun SPPG Polri yang menerapkan SOP yang menjadi pedoman baku, mulai dari penyediaan bahan baku, pengolahan, hingga pendistribusian makanan bergizi kepada penerima manfaat," ungkap pihak SPPG Polri.
Prosedur Ketat Mulai dari Personel hingga Distribusi
Standar Operasional Prosedur (SOP) SPPG Polri dimulai dari kedatangan personel yang wajib melalui pintu khusus, mengganti alas kaki, menyimpan barang di loker, mencuci tangan, dan memakai alat pelindung diri secara lengkap.
"Langkah ini menjadi wujud disiplin dan kepatuhan Polri terhadap prinsip kebersihan dan keselamatan kerja," jelas pihak Polri.
Selanjutnya, bahan baku makanan yang datang diperiksa secara ketat oleh petugas quality control dan ahli gizi untuk memastikan kuantitas, kualitas, kesegaran, dan suhu penyimpanan.
Bahan yang tidak memenuhi standar dipisahkan dan dilaporkan, sedangkan bahan yang lolos disimpan dalam gudang sesuai jenisnya, seperti gudang pendingin, kering, atau basah.
Dalam tahap persiapan, bahan makanan nabati dan hewani diproses di area terpisah guna mencegah kontaminasi silang, sementara semua peralatan dipastikan bersih dan steril.
"Semua alat masak dan peralatan dipastikan dalam kondisi bersih, kering, dan steril di bawah pengawasan petugas quality control dan ahli gizi Polri," tegas pihak SPPG.
Pada tahap pengolahan, makanan dimasak dengan suhu minimal 74 derajat Celsius untuk menjamin keamanan konsumsi dan mempertahankan mutu gizi.
"Sesuai ketentuan SOP SPPG Polri, makanan harus diolah dan disajikan maksimal empat jam sebelum waktu konsumsi untuk menjaga mutu gizi dan mencegah pertumbuhan mikroorganisme berbahaya," ujarnya.
Makanan kemudian disimpan dalam kondisi tertutup dengan suhu terjaga, dan sebelum disajikan, diperiksa secara organoleptik oleh ahli gizi.
Pengujian Ketat, Distribusi Aman, dan Komitmen Lingkungan
Untuk memastikan keamanan pangan, dilakukan rapid test oleh Dokkes Polri guna mendeteksi nitrit, sianida, arsen, formalin, serta pengujian mikrobiologi dan kimia untuk mendeteksi E. Coli dan salmonela.
"Dari setiap menu, diambil sampel 100 gram, dilabeli dan disimpan selama 24 jam sebagai arsip keamanan pangan Polri," jelasnya.
Dalam proses distribusi, makanan dikemas dalam wadah food grade kedap udara, diberi label, dan diangkut menggunakan kendaraan logistik tertutup milik Polri.
Setibanya di lokasi, makanan diserahkan melalui berita acara serah terima (BAST) agar sesuai dengan daftar penerima.
Setelah dikonsumsi, ompreng dan peralatan dikembalikan, dipilah, ditimbang, lalu dicuci dan disterilisasi menggunakan air panas, sabun food grade, disinfektan aman pangan, dan oven bersuhu tinggi.
Peralatan yang telah bersih dikeringkan menggunakan food tray dan disimpan di ruang bersih tertutup untuk digunakan kembali.
Limbah makanan dan cairan diproses menggunakan sistem biotank modern agar pengolahan limbah dilakukan secara bertanggung jawab dan ramah lingkungan.
Langkah ini menunjukkan komitmen Polri terhadap prinsip dapur sehat berkelanjutan dan pelestarian lingkungan.
Pengawasan internal dilakukan setiap hari, termasuk evaluasi pasca-distribusi dengan menanyakan kepuasan dan harapan dari siswa penerima manfaat.
"Masukan ini menjadi dasar perbaikan berkelanjutan agar pelayanan gizi Polri semakin baik dan tepat sasaran. Sebagai bentuk peningkatan kualitas nasional, Polri saat ini sedang mengajukan Sertifikat Higienis Nasional bagi seluruh satuan pelayanan gizi," ujarnya.
Sertifikasi ini menjadi bukti komitmen Polri untuk memenuhi standar tertinggi dalam keamanan pangan, higiene personel, sanitasi dapur, dan pengendalian limbah.
- Penulis :
- Arian Mesa









