HOME  ⁄  Nasional

Parade Budaya hingga Inovasi Ramah Lingkungan Warnai National Day Indonesia

Oleh Balian Godfrey
SHARE   :

Parade Budaya hingga Inovasi Ramah Lingkungan Warnai National Day Indonesia
Foto: Indonesia rayakan National Day di Expo 2025 Osaka, tampilkan harmoni alam, budaya, dan masa depan(Sumber: ANTARA/HO-Bappenas/pri.)

Pantau - Indonesia menggelar perayaan National Day di World Expo 2025 Osaka, Kansai, Jepang, dengan mengusung tema "Thriving in Harmony: Nature, Culture, and Future" sebagai cerminan harmoni antara alam, budaya, dan visi masa depan.

National Day merupakan kesempatan satu hari penuh bagi setiap negara peserta untuk menampilkan potensi, inovasi, dan promosi produk unggulan mereka di panggung dunia.

Ajang ini juga menjadi platform strategis bagi Indonesia untuk menyuarakan visi pembangunan yang inklusif, berkelanjutan, dan kolaboratif.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Pratikno, menyatakan, "Hari ini, kita tidak hanya merayakan National Day Indonesia di World Expo 2025 Osaka, tetapi juga visi bersama tentang harmoni, harapan, dan masa depan".

Rangkaian acara dimulai dengan parade budaya dari Grand Ring Paviliun Indonesia menuju National Day Hall yang menampilkan ondel-ondel Betawi, Reog Ponorogo, serta tarian dari berbagai daerah di Indonesia.

Setelah parade, acara dilanjutkan dengan official ceremony dan pertunjukan budaya di National Day Hall, lalu ditutup dengan kunjungan delegasi ke Paviliun Jepang dan Paviliun Indonesia serta jamuan makan malam bersama Pemerintah Jepang.

Paviliun Indonesia Tarik Ratusan Ribu Pengunjung, Tampilkan Identitas dan Komitmen Global

Partisipasi Indonesia dalam expo ini menjadi langkah strategis untuk memperkuat kerja sama global dalam bidang investasi, iklim, dan pembangunan berkelanjutan.

Pratikno menyampaikan bahwa hubungan Indonesia dan Jepang telah lama terjalin erat dalam berbagai bidang seperti perdagangan, pendidikan, teknologi, hingga lingkungan.

Paviliun Indonesia menjadi simbol nyata komitmen terhadap inovasi berkelanjutan dan ekonomi sirkular.

Arsitekturnya dirancang menggunakan material ramah lingkungan seperti kayu Plana dari limbah sekam padi dan plastik, pencahayaan hemat energi, serta sistem pendingin canggih.

Bangunan ini merepresentasikan identitas Indonesia sebagai bangsa maritim yang kaya akan budaya, alam, dan semangat menuju masa depan berkelanjutan.

Paviliun Indonesia mencatat kunjungan rata-rata 15–18 ribu orang per hari atau sekitar 10 persen dari total pengunjung expo, dengan total hampir 600 ribu pengunjung hingga 26 Mei 2025.

Pengunjung diajak menyelami kekayaan hayati dan budaya Indonesia melalui instalasi interaktif, termasuk replika spesies langka seperti Orangutan Kalimantan, Harimau Sumatera, dan Jalak Bali.

Warisan budaya yang telah diakui UNESCO seperti batik dan wastra juga ditampilkan.

Tak hanya budaya, paviliun ini juga memperkenalkan inovasi UMKM berbasis keberlanjutan seperti anyaman Lawe Indonesia dan biomassa dari Mycotech Lab.

Indonesia menegaskan perannya dalam aksi iklim global melalui promosi pembangunan rendah karbon dan pelestarian keanekaragaman hayati.

Ekosistem strategis yang ditampilkan mencakup hutan hujan tropis, hutan mangrove, dan terumbu karang seluas 25.000 km².

Paviliun juga menonjolkan 12 Geopark Global dan 10 Warisan Dunia UNESCO seperti Candi Borobudur dan Taman Nasional Komodo.

Pratikno mengajak dunia memanfaatkan momentum World Expo 2025 untuk mempercepat transformasi menuju kehidupan berkelanjutan, ekonomi kreatif, dan investasi hijau.

"Dalam semangat harmoni, Indonesia melihat expo ini sebagai kesempatan emas untuk memperdalam kerja sama internasional di bidang energi bersih, infrastruktur hijau, transformasi digital, dan pariwisata", ujarnya.

Prinsip yang dijunjung tinggi dalam partisipasi Indonesia adalah People, Planet, Prosperity, Peace, and Partnership untuk mendukung visi besar menuju Indonesia Emas 2045.

Penulis :
Balian Godfrey