
Pantau - Koperasi Setjen DPR RI menghadapi tantangan besar di tengah perubahan regulasi dan tekanan kompetisi. Organisasi ini bergerak cepat mengadopsi teknologi digital untuk menjawab tuntutan efisiensi dan transparansi.
“Perubahan kebijakan seperti kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 11 persen tentu berdampak pada manajemen koperasi. Maka, pengelolaan yang taat regulasi dan efisien menjadi keniscayaan,” ujar Sekjen DPR RI Indra Iskandar saat Rapat Anggota Tahunan (RAT), Rabu (28/5/2025).
Persaingan ketat muncul karena pemerintah mendorong pendirian 100.000 koperasi baru. Koperasi lama harus meningkatkan kualitas layanan dan memperkuat partisipasi anggota agar tetap relevan.
“Kompetisi tidak hanya datang dari luar, tapi juga dari sesama koperasi. Oleh karena itu, peningkatan kualitas layanan dan penguatan partisipasi anggota adalah harga mati,” lanjut Indra.
Langkah digitalisasi menjadi kunci utama untuk bertahan dan berkembang. Koperasi kini fokus pada sistem keuangan transparan dan layanan terintegrasi berbasis data.
“Koperasi tidak bisa bertahan dengan pola pikir lama. Butuh sistem keuangan yang transparan, layanan yang terintegrasi digital, serta tata kelola berbasis data,” kata Indra.
Kinerja koperasi tetap positif dengan pendapatan Rp17,34 miliar pada 2024, naik 1,2 persen dari tahun sebelumnya. Kontribusi anggota mencapai 85,75 persen, menjadi sumber utama pendapatan. Sebagai tambahan, koperasi juga berperan sosial dengan memberikan beasiswa bagi anak anggota.
“Kami ingin koperasi tidak hanya hadir sebagai badan usaha, tapi juga sebagai instrumen kesejahteraan dan pendidikan,” ujar Indra menutup sesi.
- Penulis :
- Khalied Malvino