billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Macron Sebut Rimbaud hingga Debussy Sebagai Simbol Kedekatan Prancis-Indonesia dalam Sambutan di Istana Negara

Oleh Balian Godfrey
SHARE   :

Macron Sebut Rimbaud hingga Debussy Sebagai Simbol Kedekatan Prancis-Indonesia dalam Sambutan di Istana Negara
Foto: Seniman Prancis dan Indonesia jadi jembatan budaya sejak sebelum kemerdekaan(Sumber: ANTARA FOTO/GALIH PRADIPTA)

Pantau - Presiden Prancis Emmanuel Macron menekankan pentingnya peran para seniman Prancis dalam membangun kedekatan budaya antara Indonesia dan Prancis sejak lebih dari seabad lalu, saat memberikan sambutan dalam jamuan kenegaraan di Istana Negara, Jakarta, Rabu malam (28/5/2025).

Jejak Seniman Prancis di Nusantara

Dalam pidatonya, Macron menyebut nama-nama besar seperti penyair Arthur Rimbaud, komponis Claude Debussy, fotografer Henri Cartier-Bresson, dan pelukis Genevieve Couteau sebagai tokoh-tokoh yang menjembatani hubungan budaya kedua negara.

"Kedekatan yang saya rasakan di antara kita malam ini bukanlah suatu kebetulan. 12.000 kilometer memisahkan dua ibu kota metropolitan kita, tetapi kita tetap terhubung oleh angin sejarah dan napas takdir bersama kita", ujar Macron.

Arthur Rimbaud disebut pernah menginjakkan kaki di Jakarta pada 22 Juli 1876 sebagai serdadu Infanteri KNIL, kemudian sempat ditugaskan ke Salatiga, namun melakukan desersi sebelum dikirim ke Aceh.

Rimbaud terlihat terakhir kali di Stasiun Ambarawa sebelum kembali ke Eropa pada Desember 1876, dan hingga kini plakat penghormatan atas namanya terpasang di pintu kediaman Wali Kota Salatiga.

Claude Debussy, menurut Macron, terinspirasi oleh musik gamelan Jawa yang ia saksikan di Paris pada tahun 1889.

"(Debussy) menghembuskan suara puisi kepulauan anda ke dalam musik barat", ujar Macron.

Henri Cartier-Bresson disebut mengabadikan keanggunan tari Bali melalui lensa kameranya, dan menyebut tarian paling indah adalah yang dibawakan oleh istrinya, Ratna Mohini.

Genevieve Couteau juga disebut sebagai pelukis perempuan yang terinspirasi oleh keindahan Bali dalam karya-karyanya.

Kebudayaan sebagai Napas Persahabatan

Macron menyatakan bahwa selama dua abad terakhir, pelancong, seniman, peneliti, dan pengusaha Prancis tidak pernah berhenti mengagumi Indonesia.

Ia menyebut bahwa mereka bukan hanya menciptakan karya, tetapi juga membentuk jembatan sejarah yang memperkuat hubungan antarkedua bangsa.

Tidak hanya seniman, mahasiswa, insinyur, dan warga Prancis yang tinggal dan bekerja di Indonesia juga menjadi bagian penting dalam relasi ini.

Macron menutup sambutannya dengan pepatah dalam bahasa Indonesia: "Sedikit-sedikit, lama-lama menjadi bukit", dan menyatakan keyakinannya bahwa hubungan yang telah tumbuh perlahan ini akan terus mempererat persahabatan Indonesia dan Prancis di masa depan.

Penulis :
Balian Godfrey