Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Adies Kadir Desak Peningkatan Layanan Haji Reguler, Soroti Fasilitas Grade D untuk Jemaah Indonesia

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

Adies Kadir Desak Peningkatan Layanan Haji Reguler, Soroti Fasilitas Grade D untuk Jemaah Indonesia
Foto: Wakil Ketua DPR RI sekaligus Anggota Timwas Haji DPR RI Adies Kadir (sumber: DPR RI)

Pantau - Wakil Ketua DPR RI sekaligus Anggota Timwas Haji DPR RI, Adies Kadir, mendorong manajemen anggaran haji yang lebih efisien dan terukur guna meningkatkan kualitas layanan bagi jemaah haji reguler Indonesia.

Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dan Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) bersama mitra kerja haji yang digelar di Alqimma Hall, Makkah, Arab Saudi, pada hari Senin, Adies mengungkapkan keprihatinannya atas fasilitas jemaah haji Indonesia yang masuk dalam kategori grade D.

"Ada satu hal memang yang cukup membuat kita miris, ternyata fasilitas haji itu dibagi dalam grade A, B, C, dan D. Dan yang cukup membuat kami agak terpukul, disampaikan bahwa jemaah haji Indonesia adalah yang paling murah dan masuk dalam grade D".

Ia menyebutkan bahwa informasi tersebut diperoleh dari pihak penyelenggara transportasi dan akomodasi syarikah, yang menyatakan bahwa jemaah haji reguler Indonesia ditempatkan dalam kategori fasilitas terendah.

Dorongan Perbaikan Layanan dan Efisiensi Anggaran

Menurut Adies, dengan anggaran serta kapasitas pengelolaan keuangan haji yang dimiliki Indonesia, seharusnya jemaah bisa mendapatkan layanan yang jauh lebih baik.

"Kita ini mampu ke grade B. Jemaah reguler itu bisa mendapatkan fasilitas seperti jemaah ONH Plus, seperti bed sofa. Mestinya bisa. Dan mungkin kalau pengelola haji nanti bisa hitung lebih baik, kemungkinan cost haji itu masih bisa diturunkan tapi fasilitas tetap ditingkatkan".

Ia menekankan bahwa hal ini menjadi catatan penting bagi Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dan Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) untuk segera dievaluasi.

Adies juga meminta agar fokus pengelolaan tidak hanya pada efisiensi anggaran, tetapi juga pada kenyamanan jemaah.

"Tahun ini kita agak toleransi sedikit karena ini baru pertama kali. Tapi ke depan ini PR besar kita. Yang penting bukan cari kesalahan, tapi bagaimana jemaah reguler yang jumlahnya 221.639 orang ini bisa mendapatkan fasilitas yang nyaman selama ibadah haji, apalagi di puncak ibadah di Armuzna yang paling berat".

Soroti Cuaca Ekstrem dan Masalah Teknis Pelayanan

Dalam kunjungannya ke Arafah, Muzdalifah, dan Mina, Adies merasakan langsung dampak suhu ekstrem yang berisiko terhadap kesehatan jemaah.

Ia menekankan pentingnya menjaga kenyamanan jemaah di tengah cuaca yang ekstrem, dengan memastikan perubahan teknis pelayanan tidak menambah beban jemaah.

"Kami minta Dirjen Haji memastikan bahwa jemaah kita mendapatkan pelayanan yang membuat mereka nyaman, bisa ibadah dengan baik, dan tidak stres".

Selain soal akomodasi dan cuaca, Adies juga menyoroti permasalahan distribusi makanan dan kendala dalam layanan kesehatan.

Ia menerima laporan bahwa tenaga medis Indonesia menghadapi kendala operasional karena perizinan dari otoritas setempat belum sepenuhnya tuntas.

"Ada laporan bahwa petugas medis kita seperti diuber-uber polisi lokal karena tidak punya izin. Yang ingin dirawat pun terpaksa sembunyi-sembunyi dari gang ke gang. Ini tentu harus jadi perhatian agar tidak terulang".

Adies menutup pernyataannya dengan menekankan pentingnya koordinasi lintas kementerian dan tim pengawasan agar pelayanan jemaah saat puncak ibadah haji dapat berjalan optimal.

Penulis :
Arian Mesa