
Pantau - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) menilai Australia sebagai mitra kerja ASEAN yang kuat dan konsisten dalam menanggulangi kejahatan transnasional, khususnya terorisme dan ekstremisme berbasis kekerasan.
Penilaian tersebut disampaikan dalam Pertemuan Ke-4 ASEAN-Australia Counter Terrorism Dialogue yang diselenggarakan di Jakarta pada Selasa, 27 Mei 2025.
Deputi Bidang Kerjasama Internasional BNPT RI, Andhika Chrisnayudhanto, menyampaikan bahwa Indonesia melalui BNPT telah menjalin kerja sama intensif dengan Australia dalam menghadapi tantangan terorisme di kawasan.
"Australia merupakan mitra wicara ASEAN yang sangat robust dalam menjalin kerja sama penanggulangan terorisme dan ekstremisme berbasis kekerasan dengan negara-negara ASEAN. Kerja sama yang intensif tersebut terefleksi dari banyaknya inisiatif kerja sama konkret."
Duta Besar Australia untuk Isu Penanggulangan Terorisme, Gemma Huggins, juga menegaskan komitmen kuat negaranya untuk terus bekerja sama menangani ancaman terorisme di Asia Tenggara.
Huggins menyatakan bahwa Asia Tenggara memiliki nilai strategis bagi masa depan Australia dan karena itu dibutuhkan kawasan yang stabil dengan ASEAN sebagai aktor utama.
"Oleh karena itu, Australia mendukung inisiatif yang dipimpin ASEAN dalam mengatasi tantangan transnasional, termasuk terorisme, melalui kerangka kerja ASEAN-Australia yang diharapkan menuju pada tahap mature."
Proyek Kolaboratif dan Rencana Aksi Lanjutan
Indonesia menyampaikan pembaruan pelaksanaan berbagai proyek kerja sama dengan Australia, termasuk program peningkatan kapasitas.
Salah satu program yang sukses digelar pada Maret 2025 adalah "ASEAN-Australia Workshop Good Practice Approaches for the Rehabilitation and Reintegration of Foreign Terrorist Fighters and Their Families".
Rencananya, workshop lanjutan akan diselenggarakan di Jakarta pada akhir tahun 2025 dengan tema "ASEAN-Australia Workshop on Good Practice Approaches to Empower Youth and Enhance Their Capacity to Prevent the Rise of Radicalisation and Violent Extremism".
Selain itu, Australia mengusulkan pengembangan perangkat khusus untuk mendukung rehabilitasi dan reintegrasi Foreign Terrorist Fighter (FTF) dan keluarga mereka sebagai hasil dari workshop sebelumnya.
Pertemuan juga menyepakati pengembangan kerja sama di beberapa area utama, yaitu penilaian ancaman terorisme, perlindungan target rentan dan ruang publik, penanganan penyalahgunaan teknologi baru, pemanfaatan olahraga untuk pencegahan ekstremisme, serta penanggulangan jaringan keuangan terorisme dan donasi.
Disarankan agar komponen kerja sama ini dimasukkan ke dalam draf dokumen suksesor Rencana Kerja SOMTC + Australia.
Delegasi Indonesia dalam pertemuan ini dipimpin oleh Polri dari Divisi Hubungan Internasional dan beranggotakan berbagai kementerian serta lembaga terkait seperti Kementerian Luar Negeri, Kementerian Keuangan, Kemenpora, Imigrasi dan Pemasyarakatan, Kejaksaan Agung, PPATK, dan BNPT.
Pertemuan ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan SOMTC Working Group on Counter Terrorism yang berlangsung dari 26–28 Mei 2025 di Jakarta, di bawah koordinasi SOMTC Indonesia sebagai ASEAN voluntary lead shepherd on CT.
- Penulis :
- Balian Godfrey