
Pantau - Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali menegaskan komitmen TNI AL untuk memperkuat kolaborasi dan koordinasi dengan berbagai instansi maritim dalam pengawasan wilayah perbatasan laut Indonesia.
Langkah ini diambil guna mengantisipasi maraknya aktivitas penyelundupan barang ilegal dan narkoba di perairan nasional.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Laksamana Ali saat menghadiri kegiatan di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal), Cipulir, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Selasa, 3 Juni 2025.
Penguatan kolaborasi ini didorong oleh keberhasilan TNI AL dalam beberapa operasi besar, termasuk penggagalan penyelundupan dua ton narkoba dan 25 ton pasir timah.
"Kita akan terus menjaga perairan ini bersinergi dengan seluruh aparat maritim lainnya. Entah itu Polair, ada Bea Cukai, ada KKP, Bakamla."
Ali menekankan bahwa koordinasi lintas lembaga sangat penting agar pengawasan terhadap titik-titik rawan penyelundupan dapat dilakukan secara lebih efektif.
Keberhasilan Operasi dan Pentingnya Intelijen Laut
TNI AL juga memperkuat kerja sama dengan Badan Intelijen Strategis (BAIS) serta satuan intelijen dari berbagai instansi untuk mendeteksi jalur laut yang kerap digunakan pelaku penyelundupan.
"Kita sudah kantongi mana mana saja titiknya. Kita pelajari lagi karena takutnya mereka bisa saja pindah posisi."
Menurut Ali, informasi intelijen yang akurat akan memudahkan TNI AL dalam merespons ancaman di lapangan dan memaksimalkan upaya pencegahan.
Sebelumnya, pada Minggu, 1 Juni 2025, Pangkalan TNI AL Balikpapan berhasil menggagalkan penyelundupan 25 ton pasir timah di Pelabuhan Pangkal Balam.
Beberapa hari sebelumnya, tepatnya Rabu, 14 Mei 2025, Pangkalan TNI AL Tanjung Balai Karimun menggagalkan penyelundupan 1,9 ton narkotika jenis sabu dan kokain di Perairan Karimun, Kepulauan Riau.
Ali menyatakan keyakinannya bahwa kolaborasi antarlembaga menjadi kunci utama dalam mengamankan wilayah laut dari segala bentuk kejahatan lintas batas.
- Penulis :
- Balian Godfrey