Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Partisipasi KPI Cilacap Dorong Pemberdayaan Lingkungan dan Masyarakat Berbasis Energi Terbarukan

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

Partisipasi KPI Cilacap Dorong Pemberdayaan Lingkungan dan Masyarakat Berbasis Energi Terbarukan
Foto: Peninjauan Bank Sampah Abhipraya, sebagai program pemberdayaan masyarakat berbasis pengelolaan sampah yang dilakukan oleh PT Kilang Pertamina Internasional (sumber: Kilang Pertamina Internasional)

Pantau - PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) menegaskan komitmennya terhadap Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) melalui keikutsertaan dalam Festival Teknologi Tepat Guna di Cilacap, Jawa Tengah, sebagai bentuk kontribusi nyata terhadap pengelolaan sampah dan pemberdayaan masyarakat.

Pemberdayaan Berbasis Sampah dan Energi Terbarukan

Komitmen ini diwujudkan melalui pembinaan program Masyarakat Mandiri Kutawaru (Mamaku), sebuah inisiatif pengelolaan sampah terpadu di kawasan pesisir Sungai Bengawan Donan.

Program Mamaku didukung oleh Bank Sampah Abhipraya yang dilengkapi dengan pembangkit listrik tenaga surya hybrid berkapasitas 6.600 Wp.

Seluruh proses program dijalankan secara mandiri dan efisien oleh masyarakat setempat.

Program ini lahir dari hasil pemetaan sosial yang mengungkap minimnya fasilitas pembuangan sampah di wilayah tersebut.

"Program ini mampu mereduksi hingga lima ton sampah organik per tahun dan meningkatkan pendapatan kelompok hingga Rp 3,5 juta per bulan," kata Corporate Secretary KPI, Hermansyah Y. Nasroen.

Produk hasil daur ulang dijual melalui Warung Sampah Abhipraya yang menjadi simpul ekonomi sirkular masyarakat.

Selain itu, KPI juga memberikan edukasi lingkungan kepada siswa sekolah dasar dan masyarakat umum sebagai bagian dari upaya perubahan perilaku kolektif.

Program Desa Tangguh dan Ramah Lingkungan

KPI juga mengembangkan program pemberdayaan masyarakat di Desa Mrenek, Kecamatan Maos.

Program tersebut mencakup prototipe Kalijaran Masyarakat Pengelola Pertanian Berkelanjutan (Mapan), miniatur Kalijaran Mapan, produksi beras merah, telur bebek, sayur hidroponik, serta pembuatan batako dari limbah plastik.

"Program-program ini dirancang untuk menjawab tantangan lingkungan sekaligus memperkuat peran aktif masyarakat dalam membangun desa tangguh dan ramah lingkungan," ujar Hermansyah.

Ia juga menekankan bahwa TJSL merupakan strategi jangka panjang KPI untuk mendukung pembangunan nasional berkelanjutan.

"Kami percaya keberhasilan operasional harus berdampak langsung bagi masyarakat dan lingkungan sekitar. Inisiatif berbasis komunitas seperti ini menciptakan nilai bersama yang akan bertahan jauh lebih lama dari sekadar program CSR biasa," katanya.

Wakil Bupati Cilacap, Ammy Amalia Fatma Surya, turut mengapresiasi langkah KPI.

"Kami menyambut baik keterlibatan KPI mendorong masyarakat menjadi aktor utama perubahan. Program-program seperti Mamaku di Kutawaru dan Mapan di Kalijaran membuktikan bahwa keberlanjutan bisa dibangun dari desa, dan Cilacap punya potensi besar untuk menjadi pelopornya," ucap Ammy.

Seluruh program KPI Cilacap mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), terutama:

  • SDGs 7 – Energi Bersih dan Terjangkau.
  • SDGs 12 – Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab.

Dukungan ini diwujudkan melalui pemanfaatan energi terbarukan, pengelolaan sampah terpadu, dan pola produksi berkelanjutan berbasis masyarakat.

Penulis :
Arian Mesa