Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Andi Amran: Pertanian Harus Diperkuat dari Hulu ke Hilir untuk Hadapi Krisis Pangan Dunia

Oleh Balian Godfrey
SHARE   :

Andi Amran: Pertanian Harus Diperkuat dari Hulu ke Hilir untuk Hadapi Krisis Pangan Dunia
Foto: Transformasi Pertanian Lewat Hilirisasi Dorong Indonesia Mandiri dan Berdaya Saing Global (Sumber: ANTARA/Harianto.)

Pantau - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa transformasi sektor pertanian dilakukan melalui hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah produk, kesejahteraan petani, dan daya saing komoditas di pasar domestik maupun internasional.

Ia menyatakan, "Hilirisasi produk pertanian merupakan jalan cepat Indonesia untuk menjadi negara mandiri dan berpengaruh secara global".

Sebagai contoh, ia menyebut bahwa kelapa dalam yang awalnya hanya bernilai Rp1.350 per kilogram dapat diolah menjadi Virgin Coconut Oil (VCO) dengan nilai jual hingga Rp145 ribu per liter.

Komoditas lain seperti kakao dan mete juga mampu mengalami peningkatan nilai hingga 38 kali lipat, sementara kelapa sawit telah berhasil diolah menjadi biofuel (B50) sebagai substitusi solar.

Investasi Pertanian Dorong Kemandirian Pangan dan Penciptaan Lapangan Kerja

Pemerintah telah menyiapkan strategi investasi pertanian yang langsung menyasar masyarakat, dengan nilai investasi mencapai Rp371 triliun.

Investasi ini diperkirakan menghasilkan Rp9.000 triliun dan membuka 8 juta lapangan kerja baru.

Andi Amran juga mengingatkan bahwa saat ini dunia tengah menghadapi krisis pangan yang melanda 58 negara, dan jika kebijakan pertanian tidak tepat, dampaknya bisa meluas ke sektor ekonomi, kesehatan, hingga stabilitas sosial-politik.

Ia menegaskan, "Kalau kebijakan bermasalah, maka negara juga akan bermasalah. Maka dari itu, sektor pertanian harus diperkuat dari hulu ke hilir".

Modernisasi dan Deregulasi Dorong Lonjakan Produksi Beras Nasional

Kementerian Pertanian telah melakukan berbagai langkah strategis seperti refocusing anggaran agar lebih tepat sasaran, penyederhanaan 241 regulasi yang menghambat produksi, serta peningkatan sarana dan infrastruktur pertanian.

Hasilnya, produksi beras nasional pada Januari hingga Juli 2025 mencapai 21 juta ton, naik 14,49 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

USDA memperkirakan total produksi beras Indonesia sepanjang 2025 akan mencapai 34,6 juta ton, melampaui target nasional sebesar 32 juta ton.

Atas pencapaian ini, FAO menganugerahkan penghargaan Agricola Medal kepada Pemerintah Indonesia pada 30 Agustus 2024 sebagai bentuk pengakuan atas kontribusinya dalam ketahanan pangan global.

Pesan Mentan untuk Mahasiswa: Inovasi, Tekanan, dan Integritas adalah Kunci Pemimpin Masa Depan

Dalam sesi dialog bersama mahasiswa, Andi Amran memberikan pesan moral tentang pentingnya inovasi dan daya tahan dalam proses kepemimpinan.

Ia menyampaikan, "Kalau ingin jadi pemimpin, harus punya inovasi. Kalau tidak, rezekinya rata-rata air. Mau sukses, harus ditekan seperti berlian di suhu tinggi. Kalau tidak ada tekanan, cari tekanan. Cari tantangan besar".

Menurutnya, sektor pertanian adalah keunggulan komparatif Indonesia karena memiliki iklim tanam sepanjang tahun dan pasar domestik yang besar dengan populasi 280 juta jiwa.

Ia menekankan bahwa kecerdasan tanpa kejujuran justru menjadi musibah bagi negara, dan hanya dengan integritas serta modernisasi, sektor pertanian dapat menjadi kekuatan utama bangsa.

Penulis :
Balian Godfrey