
Pantau - Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Lalu Muhamad Iqbal, menargetkan kemiskinan ekstrem di wilayahnya turun menjadi nol persen pada tahun 2029 sebagai bagian dari agenda prioritas pembangunan daerah.
Dalam diskusi di Jakarta, Iqbal menyatakan bahwa meskipun NTB masih termasuk provinsi termiskin, wilayah ini menyimpan potensi luar biasa dari ujung barat hingga ujung timur.
Iqbal mengungkapkan bahwa saat ini tingkat kemiskinan umum di NTB mencapai hampir 12 persen, dengan 2,04 persen di antaranya tergolong kemiskinan ekstrem, melebihi rata-rata nasional.
Target pemerintah provinsi adalah menurunkan kemiskinan umum di bawah 10 persen dan kemiskinan ekstrem menjadi nol persen dalam lima tahun ke depan.
Untuk mewujudkan hal tersebut, pemerintah daerah menetapkan tiga prioritas utama, salah satunya adalah penanggulangan kemiskinan secara serius dan berkelanjutan.
Pertanian dan Pariwisata Jadi Andalan, Ketergantungan Tambang Perlu Dikurangi
Iqbal mendorong penguatan sektor pertanian sebagai tulang punggung ketahanan pangan, termasuk melalui agroforestri, pertanian konvensional, peternakan, dan agromaritim.
Di saat yang sama, sektor pariwisata juga menjadi fokus strategis NTB, dengan target menjadikan daerah ini sebagai destinasi kelas dunia.
Salah satu strategi utama adalah mendorong program MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Event) guna mengisi kekosongan kunjungan wisatawan antara bulan September hingga Mei.
Pendekatan tersebut ditujukan untuk menjaga okupansi hotel, meningkatkan keterisian penerbangan, serta menekan harga tiket dan akomodasi.
Meski demikian, NTB masih sangat bergantung pada sektor tambang.
Pada triwulan pertama 2025, sektor pertambangan mengalami kontraksi tajam sebesar minus 30 persen akibat penghentian produksi oleh Amman Mineral karena masalah pada fasilitas smelter.
Sebaliknya, sektor pertanian dan manufaktur mengalami pertumbuhan positif, dengan pertumbuhan sektor pertanian mencapai lebih dari 30 persen—tertinggi dalam sejarah NTB.
Namun pertumbuhan tersebut belum mampu mengimbangi dampak negatif dari kontraksi sektor tambang.
Iqbal menyebut bahwa pertumbuhan ekonomi NTB secara keseluruhan saat ini sebesar 6,2 persen.
Namun jika sektor tambang tidak dihitung, pertumbuhan hanya 5,57 persen, dan jika sektor tambang dihitung justru menurun menjadi minus 1,47 persen.
Langkah Jangka Pendek dan Panjang Menuju Transformasi Ekonomi
Sebagai langkah jangka pendek, Iqbal mendorong relaksasi ekspor konsentrat tambang yang telah diajukan ke Kementerian ESDM dan mendapat respons positif, termasuk perhatian dari Menteri Dalam Negeri.
Untuk jangka panjang, NTB akan fokus pada diversifikasi ekonomi, terutama memperkuat sektor pertanian dan pariwisata sebagai pilar utama pembangunan.
Iqbal menjelaskan bahwa strategi pengembangan kegiatan pariwisata dibagi dalam tiga tier: Tier 1 untuk kegiatan di atas 10.000 peserta, Tier 2 untuk lebih dari 5.000 peserta, dan Tier 3 untuk kegiatan di bawah 5.000 peserta.
- Penulis :
- Balian Godfrey