Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Indonesia-Singapura Sepakati Ekspor Listrik Bersih dan CCS, Tonggak Baru Energi Rendah Karbon

Oleh Balian Godfrey
SHARE   :

Indonesia-Singapura Sepakati Ekspor Listrik Bersih dan CCS, Tonggak Baru Energi Rendah Karbon
Foto: Indonesia-Singapura Sepakati Ekspor Listrik Bersih dan CCS, Tonggak Baru Energi Rendah Karbon(Sumber: ANTARA/HO-MPR)

Pantau - Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno mengapresiasi penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Indonesia dan Singapura yang mencakup ekspor listrik bersih dan kerja sama pengembangan carbon capture and storage (CCS).

Eddy menyatakan, "Saya memberikan apresiasi kepada Pak Bahlil (Menteri ESDM Bahlil Lahadalia) dan jajaran Kementerian ESDM yang secara cepat menangkap peluang untuk pengembangan sektor energi terbarukan, serta low carbon business di Indonesia melalui ekspor listrik dan industri CCS", ungkapnya.

Kesepakatan tersebut dinilai sebagai tonggak baru dalam pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT) serta perekonomian rendah karbon di Indonesia.

Komitmen Dekarbonisasi dan Peluang Ekonomi

Eddy menambahkan, "Penandatanganan MoU tersebut meneguhkan Indonesia sebagai negara yang serius melakukan dekarbonisasi terhadap perekonomiannya", ia menegaskan.

MoU ini juga dinilai mampu menciptakan lapangan kerja, menghasilkan devisa negara, serta membangun industri panel surya dan industri pendukung energi terbarukan lainnya.

Ia menyoroti posisi strategis Indonesia yang memiliki sumber energi surya dan panas bumi serta kedekatan geografis dengan Singapura, yang sangat membutuhkan pasokan listrik dari sumber EBT.

"Sumber panas bumi di wilayah Sumatera Barat juga bisa dikembangkan untuk menambah pasokan listrik ke Singapura", sebutnya.

Teknologi CCS dan Jaminan Kebutuhan Domestik

Eddy menjelaskan bahwa potensi penyimpanan karbon Indonesia sebesar 600 gigaton merupakan yang terbesar di Asia, membuka peluang besar bagi pendapatan negara dan penciptaan lapangan kerja.

Negara-negara seperti Singapura, Korea, Taiwan, dan Jepang telah menunjukkan minat untuk menyimpan karbon industri mereka di Indonesia.

Ia memastikan bahwa teknologi CCS sudah teruji dan aman, serta membawa potensi transfer teknologi kepada generasi muda dalam negeri.

"CCS adalah sektor low carbon business yang menarik banyak investor asing dan akan meningkatkan investasi luar negeri ke Indonesia", ujar Eddy.

Terkait ekspor listrik, Eddy memastikan bahwa kebijakan tersebut tidak akan mengganggu kebutuhan dalam negeri.

Ekspor listrik dilakukan dengan tetap mempertimbangkan pasokan domestik, sehingga tidak mengganggu ketahanan energi nasional.

Ia berharap sektor EBT terus berkembang untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan memperkuat ketahanan energi nasional sesuai dengan visi pemerintahan Presiden Prabowo.

Pada 13 Juni 2025, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menandatangani dua MoU dengan Pemerintah Singapura terkait ekspor listrik bersih berkapasitas 3,4 GW hingga tahun 2035 dan kerja sama pengembangan teknologi CCS.

"Hari ini adalah hari yang sangat bersejarah dalam proses panjang untuk menunjukkan komitmen antara Pemerintah Singapura dan Indonesia dalam melakukan kerja sama pada energi hijau", kata Bahlil.

Penulis :
Balian Godfrey