
Pantau - Kementerian Sosial (Kemensos) memperkuat komitmennya menghadirkan pendidikan bermartabat bagi anak-anak dari keluarga prasejahtera melalui program Sekolah Rakyat Berasrama yang akan dimulai pada Juli 2025.
Menteri Sosial Saifullah Yusuf menyatakan bahwa program ini bukan sekadar membuka sekolah, tetapi menyembuhkan harapan dan menciptakan kesempatan setara bagi anak-anak kurang mampu.
Bukan Tes Nilai, Tapi Seleksi Berdasarkan Kebutuhan
Proses seleksi calon siswa tidak menggunakan tes akademik, melainkan melalui verifikasi administratif dan pemeriksaan kesehatan.
Calon siswa dipilih berdasarkan Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN), hasil penjaringan dari pendamping keluarga Kemensos, Dinas Sosial, Dinas Pendidikan, serta BPS daerah.
"Anak-anak dari keluarga yang kurang mampu ini harus punya kesempatan yang sama untuk menjadi manusia hebat 20 tahun ke depan," kata Saifullah Yusuf.
Sekolah ini juga dirancang agar tetap menjaga ikatan keluarga; orang tua dapat menjenguk kapan saja selama tidak mengganggu kegiatan belajar.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (Pusdiklat Kesos) di Margaguna, Jakarta Selatan, disiapkan menjadi lokasi awal yang menampung 1.000 siswa setingkat SMA, dengan fasilitas setara sekolah unggulan.
Jawaban atas Doa Orang Tua, Jalan Bagi Mimpi Anak
Dalam peluncuran program, ditayangkan kisah inspiratif Ade dan Randi (16), remaja dari Gandaria yang sempat putus sekolah karena kendala ekonomi.
"Kami ingin Sekolah Rakyat menjadi jalan untuk melanjutkan mimpi mereka," ucap Mensos.
Salah satu wali calon siswa, Ikin (63) dari Kramat Pela, menyampaikan harapannya agar program ini menjadi titik balik kehidupan putrinya, Tika Pertiwi, yang putus sekolah setelah SMP.
“Saya kerja kuli bangunan serabutan. Penghasilan kadang ada, kadang tidak. Program ini mulia sekali, seperti menjawab doa saya,” ungkap Ikin.
Tika sendiri menyatakan impiannya, "Saya ingin jadi pemain sepak bola. Saya bangga pada orang tua saya, walaupun mereka serba kekurangan, mereka tetap mendukung saya sekolah."
Dalam acara tersebut juga ditayangkan pidato Presiden Prabowo Subianto yang menegaskan komitmen pemerintah untuk membangun 100 Sekolah Rakyat Berasrama setiap tahun.
"Kalau ayahnya pemulung, anaknya tidak harus jadi pemulung. Kalau ayahnya tukang becak, anaknya tidak harus ikut menarik becak. Kita harus berani dan berhasil mengubah nasib," tegas Presiden Prabowo, dikutip Mensos.
Tahap Pertama Dimulai Juli 2025
Sekolah Rakyat Berasrama tahap pertama mencakup 100 lokasi di seluruh Indonesia dan akan menampung 9.755 siswa, dibantu 1.554 guru dan 3.990 tenaga pendidikan.
Seluruh siswa direncanakan mulai menjalani masa orientasi dan tinggal di asrama dengan fasilitas lengkap mulai 14 Juli 2025.
Program ini menjadi simbol nyata bahwa pendidikan inklusif dan berkualitas bukan lagi mimpi, tapi hak bagi setiap anak Indonesia tanpa terkecuali.
- Penulis :
- Aditya Yohan