Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Wihaji: Tangani Pernikahan Dini Perlu Peran Tokoh Agama dan Gerakan Ayah Teladan

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Wihaji: Tangani Pernikahan Dini Perlu Peran Tokoh Agama dan Gerakan Ayah Teladan
Foto: Wihaji: Tangani Pernikahan Dini Perlu Peran Tokoh Agama dan Gerakan Ayah Teladan(Sumber: ANTARA/Lintang Budiyanti Prameswari.)

Pantau - Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga sekaligus Kepala BKKBN, Wihaji, menegaskan pentingnya keterlibatan tokoh agama dan masyarakat dalam upaya mengatasi pernikahan dini yang menjadi salah satu isu serius dalam pembangunan keluarga di Indonesia.

“Permasalahan-permasalahan lokal seperti pernikahan dini butuh melibatkan tokoh-tokoh lokal dan kepala daerah. Urusan-urusan keluarga seperti ini butuh tokoh-tokoh lokal, kiai, romo, pendeta, yang mungkin setiap hari melakukan pendekatan secara psikologis tentang pentingnya anak-anak muda agar jangan melakukan pernikahan dini, nanti bisa stunting,” ujar Wihaji.

Selain masalah air bersih, gizi, dan sanitasi, pernikahan dini disebutnya menjadi tantangan yang tidak bisa diselesaikan hanya melalui intervensi kebijakan, melainkan memerlukan edukasi langsung melalui Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan tokoh-tokoh spiritual.

Pendekatan Psikologis dan Keterlibatan Ayah dalam Pengasuhan

Wihaji menjelaskan bahwa pernikahan dini berdampak pada masa depan pendidikan anak dan dapat mengganggu sistem reproduksi, sehingga pendekatan dalam penanganannya harus bersifat psikologis dan kolaboratif.

“Agak kompleks permasalahannya kalau pernikahan dini, dan salah satu yang hari ini kita lakukan adalah bagaimana kita membangun kolaborasi, tidak hanya lembaga, tetapi juga tokoh-tokoh masyarakat karena ini persoalan yang lebih ke psikologis, berdampak panjang pada pendidikan,” jelasnya.

Ia juga menyoroti pentingnya peran ayah dalam pengasuhan anak, karena selama ini peran tersebut lebih banyak dibebankan kepada ibu.

“Bapak-bapak terkadang hanya pelayanan ekonomi, padahal keluarga tidak hanya masalah ekonomi atau bagaimana memberikan uang kepada ibu atau istri, tetapi kepada anak juga butuh kehadiran seorang ayah sebagai contoh pemimpin, butuh pelayanan psikologis dan pendekatan yang lebih emosional,” tegasnya.

Gerakan Ayah Teladan Indonesia Jadi Solusi Penguatan Keluarga

Untuk mendukung pengasuhan yang lebih seimbang dan mendorong keterlibatan ayah dalam membangun karakter anak, Kemendukbangga/BKKBN meluncurkan program Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI).

“Itu salah satu solusi buat kita supaya keluarga ini bisa bersama-sama dalam pengasuhan, tidak bisa hanya mengandalkan ibu-ibu untuk mengurus anak, dan kita tidak boleh hanya menyalahkan anak, karena anak itu tidak pernah bersalah, yang perlu kita bina adalah orang tuanya,” tutup Wihaji.

Penulis :
Ahmad Yusuf