
Pantau - Pengamat ketahanan pangan nasional Brigjen Pol (Purn) Faisal Abdul Naser menyatakan bahwa sepanjang tahun 2025, Polri tidak hanya menjaga keamanan, tetapi juga berperan sebagai pelopor dalam memperkuat ketahanan pangan nasional.
"Berbagai inisiatif strategis mereka lakukan dari hulu ke hilir mulai dari panen raya, dukungan ekspor, edukasi petani, hingga perlindungan hukum secara nyata membantu menjaga stabilitas sosial-ekonomi dan memperkuat posisi Indonesia dalam mencapai ketahanan pangan," katanya.
Polri Berperan Aktif Tangani Krisis dan Gangguan Pangan
Faisal menyoroti bahwa krisis pangan global sudah nyata, dengan lebih dari 864 juta orang menghadapi kelaparan akut pada 2024 menurut data FAO.
Bahkan negara maju seperti Jepang dan Filipina telah menetapkan status darurat pangan.
Ancaman semakin parah akibat perubahan iklim ekstrem, konflik geopolitik, dan fluktuasi harga komoditas global.
Meskipun Indonesia relatif stabil, masih menghadapi tantangan seperti alih fungsi lahan, distribusi pangan yang tidak merata, dan lemahnya posisi tawar petani.
Ia menegaskan bahwa ketahanan pangan tidak lagi sebatas isu pertanian atau ekonomi, melainkan menyangkut stabilitas sosial-ekonomi dan kedaulatan bangsa.
Polri disebut menjalankan peran proaktif, bukan hanya reaktif terhadap kriminalitas.
Selain menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, Polri aktif menindak pelanggaran sektor pangan seperti penimbunan bahan pokok, praktik kartel, serta distribusi pupuk dan benih palsu.
Polri juga membina petani, mendampingi distribusi pangan, mengamankan hasil panen, dan menyalurkan logistik saat bencana alam.
"Ini sejalan dengan peran Polri sebagaimana yang tertuang dalam Tribrata dan Catur Prasetya sebagai ruh Polri. Keduanya bukan hanya slogan, tetapi seharusnya menjadi pedoman hidup dan etos kerja personel Polri," tegas Faisal.
Kolaborasi Pangan dan Apresiasi dari Presiden Prabowo
Komitmen Polri diwujudkan dengan mendukung ekspor 1.200 ton jagung ke Serawak, Malaysia, dari panen raya kuartal II-2025 di Bengkayang, Kalimantan Barat.
Kegiatan tersebut dipimpin langsung oleh Presiden Prabowo Subianto sebagai simbol kolaborasi antara Polri dan masyarakat dalam pertanian.
Polri juga menginisiasi pembangunan 18 gudang penyimpanan jagung di 12 provinsi dengan total kapasitas 18.000 ton bekerja sama dengan Bulog.
Gudang-gudang itu mampu mengolah ratusan ton jagung per hari untuk memperlancar distribusi dan penyerapan hasil panen.
Tantangan seperti keterbatasan pakan lokal, pembibitan berkualitas rendah, dan lemahnya distribusi masih membayangi sektor peternakan nasional.
Rantai pasok pangan juga terganggu oleh mafia pangan dan spekulan yang merugikan petani dan konsumen.
Karena itu, Polri dinilai memiliki posisi strategis untuk menjamin kelancaran distribusi pangan sekaligus memberikan perlindungan hukum bagi pelaku industri pangan dan UMKM.
"Ini adalah upaya yang baik dalam mendorong iklim usaha yang kondusif. Polri harus menjadi mitra strategis dalam memastikan sistem pangan kita mengalir dari sawah hingga meja makan rakyat Indonesia. Maka sudah tepat kalau Presiden menunjuk Polri dalam masalah ketahanan pangan di bidang jagung," ujar Faisal.
Presiden Prabowo Subianto memberikan apresiasi kepada Polri karena dinilai langsung turun ke lapangan membantu peningkatan produksi pangan.
"Presiden RI juga memberikan apresiasinya karena Polri saat ini langsung turun ke rakyat dan telah membantu pemerintah dalam meningkatkan produksi pangan dan menjadi pelopor melalui penanaman jagung. Selamat HUT ke-79 Polri," katanya.
Faisal berharap Polri terus berperan aktif dalam mewujudkan sistem ketahanan pangan Indonesia yang kuat, tangguh, dan berkelanjutan.
- Penulis :
- Aditya Yohan