HOME  ⁄  Nasional

BNPT Tegaskan Peran Perempuan Kunci dalam Tangkal Ideologi Terorisme, Buku Baru Ungkap Kisah Nyata Mantan Pelaku

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

BNPT Tegaskan Peran Perempuan Kunci dalam Tangkal Ideologi Terorisme, Buku Baru Ungkap Kisah Nyata Mantan Pelaku
Foto: BNPT Tegaskan Peran Perempuan Kunci dalam Tangkal Ideologi Terorisme, Buku Baru Ungkap Kisah Nyata Mantan Pelaku(Sumber: ANTARA/HO-BNPT RI)

Pantau - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menekankan pentingnya peran perempuan sebagai penguat ideologi dalam menghadapi transformasi strategi kelompok teroris yang kini semakin melibatkan perempuan dalam aktivitas kekerasan ekstrem.

Kepala Sub Direktorat Intelijen BNPT, Komisaris Besar Polisi Bayu Wijanarko, mengungkapkan bahwa terjadi pergeseran signifikan dalam peran perempuan sejak era Jamaah Islamiyah (JI) hingga kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).

"Mereka menjadikan perempuan lebih aktif untuk melakukan aktivitas terorisme, ya kami juga menggunakan counter-nya perempuan sebagai enabler untuk penguatan ideologi di masyarakat", ujar Bayu.

Buku “Keluar dari Jerat Kekerasan” Ungkap Perjalanan 20 Perempuan Eks Teroris

Pernyataan tersebut disampaikan dalam peluncuran buku Keluar dari Jerat Kekerasan karya Dr. Leebarty Taskarina yang digelar di Jakarta pada Jumat, 4 Juli 2025.

Buku tersebut memuat kisah nyata 20 perempuan yang pernah terlibat dalam jaringan terorisme, termasuk latar belakang dan alasan mereka bergabung secara sadar ke dalam kelompok ekstremis.

Bayu menilai buku ini sangat relevan untuk membantu masyarakat memahami bagaimana perempuan—yang secara kodrat identik dengan nilai keibuan—dapat menjadi aktor penting dalam aktivitas terorisme, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Ia menambahkan bahwa buku ini bisa menjadi rujukan penting dalam strategi intervensi dan pencegahan terorisme yang menyasar perempuan atau ibu sebagai agen perubahan di masyarakat.

Keterlibatan Perempuan dalam Terorisme Naik Lima Kali Lipat

Pakar terorisme Solahudin juga menyoroti meningkatnya keterlibatan perempuan dalam jaringan teror belakangan ini.

"Penting untuk kita mengetahui terjadi perubahan landscape terorisme di Indonesia, yakni keterlibatan perempuan", ungkapnya.

Ia mencatat bahwa saat ini ada sekitar 55 perempuan yang terlibat dalam tindak pidana terorisme—angka yang lima kali lebih banyak dibandingkan periode sebelumnya.

Menurutnya, jaringan teror sengaja menggunakan perempuan karena aksi mereka lebih menarik perhatian media dan menciptakan efek psikologis yang lebih kuat di tengah masyarakat.

Sementara pelaku laki-laki dianggap "biasa", keterlibatan perempuan dalam teror dianggap luar biasa dan sensasional.

Dari Narasi Penghakiman ke Pendekatan Kemanusiaan

Leebarty Taskarina, penulis buku, berharap karya ini dapat membantu publik melihat fenomena keterlibatan perempuan dalam terorisme dari perspektif yang lebih manusiawi.

Ia ingin masyarakat memahami kompleksitas di balik keputusan perempuan bergabung dalam jaringan kekerasan, bukan sekadar menghakimi.

Leebarty juga berharap buku ini memperkaya literatur Indonesia dalam isu perempuan dan terorisme yang selama ini masih terbatas.

Penulis :
Aditya Yohan